LEBONG, Bengkulu Ekspress – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebong mencatat kasus Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Lebong dari bulan Januari hingga bulan September 2018 sebanyak 82. Hal tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 79 kasus.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Lebong, Rachman SKm MSi mengatakan, bahwa kasus DBD di tahun 2018 ini memang cukup meningkat. Terakhir salah seorang warga Selebar Jaya Kecamatan Amen yang positif terkena DBD
“Saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lebong,” jelasnya, kemarin (05/09).
Biasanya puncak kasus DBD di Kabupaten Lebong, terjadi pada bulan Oktober hingga Desember. Akan tetapi untuk tahun 2018 ini puncak kasus DBD terjadi di Kabupaten Lebong mulai bulan dari Mei hingga Juli. “Namun hal tersebut disebabkan gigitan nyamuk di luar Kabupaten Lebong,” sampainya.
Dimana dari jumlah 82 kasus yang saat ini meningkat di Kabupaten Lebong, tercatat lebih dari 75 persen diimpor dari luar Kabupaten Lebong maupun luar Provinsi Bengkulu. Yaitu masyarakat yang sebelumnya keluar kota dan pada saat itulah digigit nyamuk Aedes aegypti, kemudian baru sakit ketika pulang di Kabupaten Lebong.“Itu berdasarkan data yang diperoleh dari para pasien,” sampainya.
Namun yang dikhawatirkan jika ada masyarakat yang selama ini tidak bepergian ke luar Kabupaten Lebong, tetapi dinyatakan positif DBD dan itu bisa dikatakan kasus lokal atau kasus yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti yang ada di Kabupaten Lebong.
“Itu yang kita khawatirkan, namun beruntung untuk kasus seperti ini sangat sedikit,” ujarnya.
Walaupun demikian, untuk membasmi penularan penyakit DBD, setelah mendapati adanya masyarakat yang terkena DBD, Dinkes langsung melakukan upaya fogging. Sehingga nyamuk-nyamuk Aedes Aegypti dewasa bisa dibasmi.“Walaupun fogging hanya bertahan selama 7 hari untuk membunuh nyamuk dewasa,” ujarnya.
Untuk itulah, walaupun suatu kawasan telah dilakukan foging, pihaknya sangat berharap kepada masyarakat untuk bisa membasmi tempat-tempat penampungan air tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti. Karena foging tidak efektif untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.“Kita juga telah mendistribusikan bubuk abate ke seluruh Puskesmas di Kabupaten Lebong, untuk diberikan kepada masyarakat,” tutur Rachman.(614)