Kerajinan Penyandang Cacat Diminati

Sabtu 02-02-2013,14:50 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BATIK NAU, BE - Sudah 33 tahun Ponijan (50) warga Desa Samban Jaya mengalami cacat fisik. Kaki sebelah kanannya sudah diamputasi akibat kena reruntuhan kayu saat bekerja di pulau Jawa tahun 1980 dan harus diamputasi.

Tahun 1986 lalu, Ponijan menyusul adiknya yang berada di Kecamatan Batik Nau yang menjadi transmigran.\"Saya diajak tinggal bersama disini dengan kehidupan yang seadanya, dan membantu ipar saya semampunya,\" ungkapnya.

Meski tak memiliki kaki kanan sempurna seperti orang lain. Ponijan tergerak untuk membuat kerajinan berupa anyaman dari bambu yang terus ia latih hingga kini. Tak jarang ia mendapatkan pesanan warga karena produk yang dibuatnya memiliki kualitas yang bagus.

Setiap harinya ia hanya bisa mengerjakan dua buah hasil kerajinan anyaman dengan harga Rp 20 ribu perbuahnya. \"Tergantung pesanannya berapa, disini warga banyak minta anyaman untuk tempat makanan ternak, sedangkan untuk bambunya dibeli dari orang seharga Rp20 ribu per pikul sebanyak 7- 10 batang bambu,\" jelasnya.

Untuk penghasilan perbulannya hanya berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu yang tergantung dari pesanan. Ia berharap pemerintah dapat membantu untuk pengembangan usaha kerajinannya agar bisa mudah memasarkannya.\"Inginya kerajinan ini bisa berkembang dan diminati masyarakat luas,\" pungkas Ponijon yang kesehariannya menggunakan tongkat ini. (117)

Tags :
Kategori :

Terkait