Tiga Bom Terkena Anak Sendiri

Jumat 06-07-2018,10:30 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

JAKARTA,Bengkulu Ekspress- Ledakan bom beruntun meledak di sebuah rumah kontrakan di Pogar, RT 1 RW 1 Bangil, Pasuruan. Bom itu diduga dibuat oleh penghuni kontrakan bernama Abdullah alias Anwardi, 50. Ledakan itu melukai anaknya sendiri yang berusia sekitar 6 tahun. Anwardi diketahui melarikan diri meninggalkan istrinya, Dina Rohana, 40, dan anaknya yang terluka. Kepolisian akhirnya mengamankan Dina dan melarikan anaknya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Anak tersebut diketahui masih selamat.

Informasi yang diterima Jawa Pos, sekitar pukul 11.30 salah seorang tetangga pelaku mendengar ledakan bom. Ledakan itu berasal dari rumah tetangganya yang mengkontrak rumah milik Saprani. Setelah ledakan pertama itu, saksi mengecek ke rumah tetangganya. Namun, saat mendekati rumah, saksi mencium bau mesiu. Karopenmas Divhumas Polri Brigjen M. Iqbal menjelaskan bahwa saksi tersebut kemudian memutuskan untuk menjauh. ”Saat itulah terdengar ledakan kali kedua,” terangnya.

Warga yang telah berkumpul lalu semakin menjauh dari rumah. Tidak berapa lama, orang tidak dikenal keluar dari dalam rumah. Orang tersebut membawa sebuah tas ransel. ”Petugas suah mengejar orang tidak dikenal tersebut, lalu terdengar ledakan ketiga,” paparnya. Orang tidak dikenal itu sempat kembali ke rumah dan akhirnya pergi lagi menuju ke arah timur. Dia menjelaskan, untuk keluarga yang tinggal ada tiga orang, Anwardi, Dina dan anaknya. ” Anwardi melarikan diri, istrinya diamankan dan anaknya yang terluka dirawat,” jelasnya. Hingga saat ini Anwardi masih dikejar. Belum diketahui terkait dengan jaringan mana. ”Masih didalami, yang penting tidak ada korban lainnya,” papar mantan Kapolrestabes Surabaya tersebut.

Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menuturkan bahwa kelompok teror yang masih aktif saat ini di Indonesia hanya Jamaah Ansharut Daulah (JAD). ”Ya, pasti JAD lagi,” terangnya kepada Jawa Pos kemarin. Kejadian meledaknya bom di rumah pelaku menunjukkan bahwa kemampuan membuat bom dari pelaku sangat minim. Yang artinya, kemampuan membuat bom ini belum terpengaruh dengan para mantan kombatan ISIS yang telah pulang ke Indonesia. ”Kan ada yang sudah kembali, walau ada pula yang belum tentu sampai ke Suriah sudah terhadap pemerintah Turki,” paparnya.

Dia menuturkan, bila kemampuan mereka sudah dipengaruhi para mantan kombatan. Tentunya, daya ledak bom itu akan lebih besar, sekaligus tidak akan meledak di dalam rumah. ”Ya, tidak meledak saat dirangkai,” terangnya. Bom yang meledak di rumah pelaku sendiri sebenarnya terjadi berulang kali. Seperti bom Cimanggis. Bahkan, pemimpin ideologis JAD Amman Abdurrahman juga pernah ditangkap karena bom meledak di rumahnya sendiri.

”Ini artinya, kemampuan teroris masih tumpul. Ya, tidak jauhlah seperti bom Solo yang meledakkan diri, tapi kena sendirian. Ini malah melukai anaknya,” jelasnya. (idr)

Tags :
Kategori :

Terkait