KEPAHIANG, Bengkulu Ekspress - Petani kopi di Kabupaten Kepahiang menjerit dengan harga jual kopi yang rendah di kala para petani tengah musim panen. Harga jual kopi yang sudah dibawah Rp 20.000/kg membuat petani merasa sangat sulit. Sebab warga tengah membutuhkan cukup banyak uang, untuk biaya pendidikan anak hingga kebutuhan sehari-hari.
\"Keadaan sekarang anak mau masuk sekolah, tidak memungkinkan kita menyimpan kopi. Jadi mau tidak mau kita tetap jual walaupun harganya murah,\" tutur Pandi (33), warga Kelurahan Pasar Ujung, kemarin (3/7).Menurutnya, harga jual kopi turun drastis dibandingkan awal musim panen atau bulan April yang yang mencapai Rp 24.000/kg.
\"Ya, kejadian ini setiap tahun terjadi, sebelum kopi panen harganya tinggi dan setelah kopi banyak panen harga mulai turun. Toke beralasan jika harga kopi turun, kita tidak tahu kalau di Jakarta atau diluar negeri itu berapa harga kopi jadi ikut saja apa kata toke tempat kita jual,\" ungkapnya.
Ibrahim (40), petani lainnya mengatakan, jika harga kopi setiap tahunnya tidak menentu. Bahkan bisa sangat jatuh kala kopi melimpah dalam jumlah besar. \"Tadi saya jual kopi, dibeli dengan harga Rp 16.300/kg di toke, katanya kopi saya masih basah jadi harga rendah. Kalau kering bisa Rp 19.000 katanya,\" cerita Ibrahim. (320)