BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai ekspor Provinsi Bengkulu pada Mei 2018 mengalami kenaikan cukup signifikan mencapai 80,3 % dibandingkan April 2018. Peningkatan nilai ekspor ini dipicu meningkatnya ekspor batu bara dan CPO.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bengkulu, Budi Hardiyono menjelaskan, pada Mei 2018, nilai ekspor tercatat sebesar 25,58 juta dolar AS, sementara pada April hanya 14,19 juta dolar AS.
\"Ada kenaikan signifikan untuk ekspor komoditas dari Bengkulu lewat Pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera Barat,\" kata Budi, kemarin (3/7).
Jenis komoditas yang diekspor melalui Pelabuhan Teluk Bayur Sumatera Barat ini, lanjut Budi yaitu batu bara dan produk minyak sawit mentah (CPO). Dengan nilai ekspor pada Mei 2018 mencapai 11,5 juta dolar AS atau mengalami kenaikan daripada bulan sebelumnya yang mencatat nilai ekspor sebesar 1,9 juta dolar AS. \"Ini adalah hal yang baik untuk kemajuan Provinsi Bengkulu,\" terang Budi.
Selain itu, ekspor juga dilakukan melalui Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu yang juga mencatat kenaikan dari 5,9 juta dolar AS menjadi 7,9 juta dolar AS.
\"Untuk April, Pelabuhan Pulau Baai tidak mengekspor cangkang sawit, namun Mei ini kami catat ada sebesar 0,59 juta dolar AS,\" ucap Budi.
Begitu juga dengan batu bara, pada April 2018, Bengkulu hanya mengekspor komoditas ini lewat Pelabuhan Pulau Baai sebesar 5,8 juta dolar AS, dan pada Mei mengalami kenaikan menjadi 7,3 juta dolar AS. Sementara itu, di Pelabuhan Sungai Musi Boom Baru Sumatera Selatan, Bengkulu mengekspor komoditas karet sebesar 3,3 juta dolar AS atau naik 0,4 juta dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya.\"Hampir diseluruh pelabuhan terjadi peningkatan nilai ekspor,\" terang Budi.
Selain itu, untuk nilai impor Bengkulu pada Mei 2018 juga tercatat mengalami peningkatan cukup besar yakni 37,44 persen menjadi 5,21 juta dolar AS, sementara pada April hanya sebesar 3,79 juta dolar AS. Komoditas yang diimpor berupa barang konstruksi dari Tiongkok, Hongkong, Jerman, Belanda Singapura dan Korea Selatan serta aspal dari Malaysia. \"Meskipun mengalami peningkatan, nilai impor masih dibawah ekspor, jadi masih bagus,\" tutupnya.(999)