BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Pada Juni 2018, Kota Bengkulu mengalami inflasi sebesar 0,81 persen. Penyebab inflasi ini dipicu oleh kenaikan harga yang diatur pemerintah yaitu tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota, serta daging ayam ras. Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani MA mengatakan, inflasi yang terjadi di Kota Bengkulu dipicu oleh kenaikan harga yang diatur pemerintah yaitu tarif angkutan udara mengalami inflasi hingga 0,26%.
Ia menerangkan pemicunya adalah hari libur yang panjang serta ritual mudik lebaran yang menyebabkan permintaan tiket pesawat meningkat dari hari biasa.
\"Tarif angkutan udara memberikan andil inflasi yang cukup besar, begitu juga angkutan antar kota dan daging ayam ras,\" kata Dyah, kemarin (2/7).
Selanjutnya, tarif angkutan antar kota mengalami inflasi sebesar 0,13% dan daging ayam ras menyumbangkan inflasi 0.05%. Inflasi ini dipicu oleh naiknya tarif angkutan antar kota menjelang lebaran dan naiknya harga komoditas ayam di pasar yang mencapai Rp 45 ribu per kilogram. \"Jika dihitung secara total, inflasi Kota Bengkulu pada Juni 2018 mencapai 0,81 % atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencapai 0, 32%,\" terang Dyah.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi dipengaruhi oleh turunnya harga beberapa komoditas, seperti cabai merah sebesar -0,04 persen, bawang putih -0,042 persen, ikan dencis -0,019 persen, bawang merah -0,014 persen, telur ayam ras -0,01 persen dan lain-lain.
\"Kita cukup bersyukur, meskipun beberapa komoditas menyumbangkan inflasi, namun beberapa komoditas lainnya masih mengalami deflasi,\" ujar Dyah.
Secara umum, Dyah menilai inflasi pada lebaran 2018 cukup terkendali. Pasalnya, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sudah melakukan antisipasi menghadapi lebaran. Ke depannya, BPS mengingatkan untuk mewaspadai kemungkinan tingginya inflasi pada Desember 2018 yang bertepatan dengan libur Natal dan tahun baru. \"Secara umum inflasi kita masih terkendali,\" ungkap Dyah.
Bahkan berdasarkan pemantauan BPS di 82 kota di Indonesia, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 2,71 persen dan inflasi terendah di Medan dan Pekan Baru sebesar 0,01 persen. \"Bengkulu urutan ke-8 Kota di Sumatera yang mengalami inflasi jadi masih termasuk bagus lah,\" tutupnya.
Sementara itu, Pakar Ekonomi Unib, Prof Lizar Alfansi PhD mengatakan, tiket pesawat jelang lebaran memang menjadi penyumbang inflasi. Mahalnya harga tiket pesawat dipicu harga avtur (bahan bakar pesawat) terganggu nilai valuta asing. \"Beberapa bulan sebelumnya, harga bahan bakar (avtur) naik, ditambah permintaan jumlah tiket pesawat juga naik. Jadi, kenaikannya sangat drastis,\" terang Lizar.
Menurut Lizar, fluktuasi rupiah mingguan yang dicatat Kementerian Perhubungan juga memengaruhi penghitungan tarif batas atas dan tarif batas bawah pesawat. \"Beberapa bulan lalu sempat 1 dolar setara Rp 14 ribu,\" terang Lizar.
Sementara khusus di Kota Bengkulu, Lizar melihat mahalnya tiket pesawat disebabkan banyaknya permintaan tiket. Menurut dia, hal itu berpengaruh pada mahalnya harga tiket. Misalnya, banyaknya penumpang pada musim libur sekolah, cuti Lebaran, dan momen lain. \"Permintaan yang tinggi ini bisa jadi berlangsung hingga arus balik lebaran,\" pungkasnya.(999)