Kenaikan Harga Beras Diduga Ulah Spekulan

Kenaikan Harga Beras Diduga Ulah Spekulan

CURUP, Bengkulu Ekspress - Kenaikan harga beras yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir diduga karena ulah nakal para spekulan. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong, Ahmad Rifai SP.

Menurut Rifai, ia menduga kenaikan harga beras tersebut karena ulah nakal para spekulan, lantaran ia mengklaim hingga saat ini keberadaan atau stok beras di Kabupaten Rejang Lebong masih dalam kategori aman.

\"Melihat dari ketersediaan beras di Rejang Lebong saat ini masih cukup, dan kenaikan harga ini diduga karena adanya ulah nakal para spekulan yang ada di pasar,\" terang Rifai saat ditemui Rabu (17/1) kemarin.

Rifai menduga, kenaikan harga beras yang terjadi dalam satu bulan terakhir, karena adanya oknum spekulan yang melakukan penimbunan stok beras, dan berspekulasi menaikkan harga beras di pasar.

Untuk mengatasi melonjak nya harga beras tersebut, Rifai mengaku Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong bersama sejumlah dinas instansi terkait seperti Dinas Perdagangan dan Perum Bulog akan membentuk tim untuk melihat langsung kondisi yang ada di lapangan.

\"Untuk mengatasi masalah meningkatnya harga beras ini, kita akan membentuk tim terpadu dan akan segera turun ke pasar-pasar yang ada di Rejang Lebong ini,\" paparnya.

Selain itu, menurut Rifai, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong akan melakukan operasi pasar bersama Dinas Perdagangan untuk mengatasi lonjakan harga beras di Kabupaten Rejang Lebong.

Sementara itu, saat disinggung mengenai produksi beras di Kabupaten Rejang Lebong pada tahun 2017 lalu, Rifai mengaku lupa terkait dengan angka pasti jumlah produksi beras di Kabupaten Rejang Lebong. Namun menurutnya hingga saat ini produksi beras di Kabupaten Rejang Lebong masih stabil. Bahkan menurut Rifai dalam waktu dekat ini sejumlah wilayah di Kabupaten Rejang Lebong akan memasuki masa panen.

\"Panen raya kita kita perkirakan akan berlangsung pada 2 sampai 3 bulan lagi, namun untuk saat ini ada beberapa wilayah juga masih panen meskipun dalam skala kecil,\" demikian Rifai. (251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: