Bank Bengkulu Butuh Suntikan Rp 1 Triliun
BENGKULU, BE - Bank Bengkulu saat ini tengah mempersiapkan pembangunan kantor di Jalan S Parman, namun terkendala dana. Modal yang dibutuhkan mencapai Bank Bengkulu mencapai Rp 1 triliun. Sehingga, akan mengupayakan bekerja sama dengan pihak ketiga dan akan berkoordinasikan dengan para pemilik saham pada Rapat Umum Pemilik Saham (RUPS) bulan Februari 2013 ini. “Kalau mau bangun kantor yang baru laba atau keuntungan harus ditahan, untuk gedung saja membutuhkan dana sekitar Rp 40 – 50 miliar, belum yang lainnya,” kata Direktur Utama Bank Bengkulu, Wimran Ismaun, kepada wartawan.
Menurutnya, kerjasama dengan pihak ketiga dalam bentuk pinjaman yang akan diangsur setiap bulan. Kerjasama ini tidak menyalahi aturan asalkan ada persetujuan dari pemegang saham. Pembangunan kantor baru diupayakan akhir tahun ini. Saat ini, Bank Bengkulu telah membangun lima cabang kantor baru di Kaur, Seluma, Kepahiang, Mukomuko dan Lebong. “Kalau ini dibangun ada pembangunan fisik sehingga kabupaten akan terangkat juga. Kalo bangun infrastruktur harus ada laba dan modal yang ditahan. Ini akan dibahas dalam RUPS,” pungkasnya.
Selain untuk pembangunan gedung, Bank Bengkulu juga membutuhkan suntikan dana sebesar Rp 20 miliar dari para pemegang saham di 10 kabupaten/kota. Saat ini pemegang saham terbesar masih dipegang oleh Pemprov Bengkulu menyusul Bengkulu Utara. kemarin. “Kebutuhan modal ini, untuk tahun ini saja, tahun depan bisa saja bertambah. Keuntungan yang sudah ada sebanyak Rp 57 miliar,” kata Wimran.
Disisi lain, Sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sehat, DPRD Provinsi setuju pemberian suntikan modal kepada Bank Bengkulu. Setiap tahun Pemerintah Provinsi (Pemprov) mendapat miliaran dari bagi hasil (deviden) penyertaan modal, sehingga deviden tersebut dirancang dijadikan modal lagi.
Ketua Komisi II DPRD Provinsi, Lukman, SP menjelaskan, pada tahun 2011 Pemprov mendapat deviden sebesar Rp 12 miliar. Sedangkan tahun lalu Rp 8 miliar, menurun karena berlaku anuitas (pembayaran tetap secara berkala). “Untuk itu perlu didukung. Agar berkembang, Bank Bengkulu butuh penambahan modal,” kata Lukman.
Penambahan modal mulai dibahas dalam draf pra-Raperda inisiatif dewan tentang penyertaan modal Bank Bengkulu. Saat ini kata dia, penyertaan modal Pemprov di Bank Bengkulu Rp 47 miliar. ”Selain Provinsi, 10 Kabupaten/Kota juga menyertakan modal di Bank Bengkulu. Agar berkembang, penambahan modal memang perlu dilakukan,” ujarnya.
Jumlah penambahan modal menurut Lukman akan disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Managemen Bank Bengkulu menawarkan penambahan modal Pemprov didapat dari beberapa tahun deviden. “Tidak diambil (deviden) untuk dijadikan modal lagi. Tapi keputusannya ditentukan nanti, karena penyertaan modal harus dipayungi Perda,” katanya. (100)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: