Lima Kali Penugasan Konflik di Luar Negeri, Berjuang Tanpa Senjata di Kongo

Lima Kali Penugasan Konflik di Luar Negeri, Berjuang Tanpa Senjata di Kongo

Mengenal Lebih Dekat Danrem 041/Gamas, Kolonel Inf Agung Pambudi Sejak Tanggal 21 Mei 2017, Kolonel Inf Agung Pambudi telah resmi mengemban amanah menjadi Danrem 041/Gamas Bengkulu. Danrem muda berusia 48 tahun ini telah memiliki segudang karir selama mengabdi menjadi Tentara Negara Indonesia (TNI). EKO PUTRA MEMBARA - Kota Bengkulu TANGGAL 21 Mei menjadi sejarah pertama, Kolonel Inf Agung Pambudi menyandang sebagai Komandan Korem (Danrem) di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Amanah itu juga sebagai hadiah kado ulang tahunnya yang ke-48 tahun, bagi laki-laki kelahiran Purbalingga, 21 Mei 1969.

Meski baru perdana menjabat sebagai Danrem, namun siapa sangka Kolonel Inf Agung Pambudi telah memiliki segudang karir prestasi selama 25 tahun menjadi TNI.

Setidaknya sudah ada 18 jabatan yang penah diemban, 6 kali meraih pangkat jabatan, 5 kali mengikuti penugasan operasi, seperti Ops Tim-Tim, Ops Tim-Tim, Ops Pam Ambon, Ops Pam Ambon dan Pembatas RI-RDTL. Kemudian 5 kali penugasan konflik di luar negeri, seperti di Singapore, Zaire atau Kongo, Singapore, Malaysia dan Jerman.

\"Yang paling berkesan itu, saat saya bertugas di Kongo menjadi pasukan military of server atau pengamat militer. Karena kami tidak dibekali senjata di tengah konflik,\" tutur Agung di ruang kerjanya sebagai Danrem 041/Gamas Bengkulu.

Agung menceritakan, saat bertugas di Kongo pada tahun 2004, dirinya bersama 30 prajurit TNI bertugas menjembatani antara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) antara pemerintah Kongo dengan milisi yang bertikai.

Ketika anak-anak di wilayah Kongo juga sudah mulai bebas menggunakan senjata, Agung bersama rekan-rekannya tidak dibekali satupun senjata untuk menciptakan perdamaian di wilayah tersebut. Tugasnya pun dituntut untuk mampu masuk di antara kelompok-kelompok konflik.

\"Kontak senjata sering terjadi. Tapi namanya TNI yang sudah ditanamkan keberanian, harus mampu untuk menjalankan amanah, karena kita hanya berbekal bendara merah putih yang diikatkan di lengan. Itu menjadi tanda dan warga Kongo tau, bahwa kami juga masuk bagian dari mereka,\" ujarnya.

Setahun bertugas, akhirnya masa kontrak tugas Agung Pambudi di Congo pun berakhir. Namun, karena dianggap mampu dengan cara tugasnya, Agung kembali ditawari oleh PBB untuk bertugas di Kongo. Tawaran gaji yang dijanjikan cukup besar, dalam satu hari PBB siap membayarnya 134 Dolar atau sekitar Rp 1,7 juta. Tugasnya pun bisa dipilih, 6 bulan atau satu tahun lagi berada di Kongo.

\"Tapi saya memilih pulang ke Indonesia, karena masih banyak yang ingin bergiliran bertugas di Kongo,\" ungkap Agung yang telah memiliki 2 orang anak ini.

Agung juga menceritakan, saat dirinya mengikuti lomba peleton tangkas dengan jabatan asisten operasi Kasdif I/Kostrat, dirinya berhasil mendapatkan juara I. Dimana perlombaan itu, dirinya harus mampu mengalahkan 4 pasukan raider TNI.

\"Ini juga mengesankan bagi saja. Atas dorongan istri dan anak, saya dapat juara satu dan dari situlah saya dapat reward untuk menjadi Danrindam II/SWJ Muara Enim (Sumsel),\" bebernya.

Berbagai misi berat selesai ia tuntaskan dengan sempurna. Hal itu wajar dilakukan, sebab dilihat dari sisi pendidikan TNI, laki-laki dengan hobi sepak bola ini pernah mengikuti 5 kali  Pendidikan Pertama (Dikma) militer, seperti Akmil, Sussarcab Infantri, Diklapa-II/Int, Seskoad dan Sesko TNI. Kemudian 11 Pendidikan Pengembangan Spesialisasi (Dikbangspes), mulai dari Dik Para Dasar, Susjurpa Intel, Susjurpa Jum Master, Dik Wajawali, Tartih If, Sus Pasi Ops, Kibi For Peace Keepers, KIBIAD, Sus Dan Yon, Sus Dandim serta Sus Dan Brigif.

\"Jadi Danrindem II/SWJ Muara Enim hanya 8 bulan, terus sekolah Sesko TNI uji kompetensi Danrem dan saya lulus, lalu langsung ditugaskan sebagai Danrem 041/Gamas,\" terang Agung. Selama bertugas di Bengkulu menjadi Danrem 041/Gamas, satu bulan kurang 11 hari, Agung bertekad akan melakukan perbaikan pada kualitas internal TNI. Mulai dari pembinaan unsur Kodim, Batalion hingga keluarga Persit. Targetnya tentu agar semua prajurit TNI mampu menjalankan tugasnya sebagai anggota TNI. \"Target utama jelas kembali ke tugas pokok, karena endingnya bagimana tentara profesional dibidang masing-masing,\" tuturnya.

Kemudian di eksternal TNI, Agung menegaskan dirinya bersama jajaran akan siap menjaga semua kawasan NKRI, khususnya di wilayah Bengkulu. Menjaga sinergitas dengan aparat penegak hukum lainnya. Sisi ketentraman masyrakat, tentunya harus saling menjaga. Baik kepada tokoh masyarakat, pemuda, tokoh agama dan pihak-pihak lainnya. \"Bersinergi menjadi langka terpenting. Bagimana nantinya dilakukan penguatan-pengutan tentang kebangsaan dan sebagainya. Saya juga sudah siap untuk melakukan hal itu semuannya,\" pungkas Danrem yang murah senyum ini. (**) Profil NAMA: Agung Pambudi Pangkat: Kolonel/Inf TTL: Purbalingga, 05 Mei 1969 Agama:  Islam Nama Istri: Aminah Marasabessy Anak: M Andika Wira Pratama (2001), M Aditya Wiratama (2011) Riwayat Jabatan - Danton IB Yonif L 431/3/1/Kostrad (1993) - Kasi-3/Pers Yonif  L 431/3 (1996) - Kasi 4/Log Yonif L 431/3/1/Kostrad (1997) - Dankipan C Yonif L 431/3 (1998) - Kasi-2/OPS Yonif L 431/3/ Kostrad (2000) - PGS Kasi 2/OPS Brigif L3/1/Kostrad (2000) - Pabanda DIK DN Spaban II/Dik Spers TNI (2002) - Pamen Denma Mabes TNI (Milbs/Congo) (2004) - Pabanda Taselbar/Spaban V/KKT SOPS TNI (2007) - Kasi Binlat Biglat Setkodiklat (2007) - Danyonif Linud 431/3/1 Kostrad (2008) - Pabandya OPS SOPS Kostrad (2011) - Dandim 0908/Bontang (2011) - Pabandya-2/Seldik Spaban-II/Bindik Spersad (2012) - Danbrig 6/Trisakti Balajaya (2013) - Asops Kasdivif 1/Kostrad (2014) - Danrindem II/SWJ - Pamen Denmabesad Dik Sisko TNI (2016) - Danrem 041/Gamas Bengkulu (2017)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: