Seluruh Korban Tenggelam Ditemukan

Seluruh Korban Tenggelam Ditemukan

Perlu Papan Peringatan di Pantai Teluk Sepang

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Setelah sebelumnya tim gabungan dari Basarnas, Pol Air, dan Tagana berhasil menemukan jenazah korban tenggelam diĀ  Pantai Teluk Sepang, RT 14, Kecamatan Kampung Melayu atas nama Aji Aprianto (19). Kemarin (23/5) satu lagi korban tenggelam atas nama Ari Saputra (19) kembali ditemukan.

Jenazah ditemukan sekitar pukul 12.30 WIB. Korban ditemukan pertama kali oleh kapal kargo yang hendak berlabuh di pelabuhan Pulau Baai pada radius sekitar 16,03 mil dari lokasi tenggelam dan mengarah ke perairan laut Seluma. Pada saat pertama kali ditemukan, jenazah korban dalam posisi telungkup dan telah mengambang di lautan. Mengetahui bahwa ada korban tenggelam, nahkoda kapal kargo tersebut kemudian langsung berkoordinasi dengan kapal induk Basarnas yang bersender di pelabuhan.

Kepala Basarnas Provinsi Bengkulu, Agolo Suparto yang memimpin langsung di kapal induk mengatakan, setelah mendapatkan informasi dari nahkoda kapal kargo yang menemukan jenazah tersebut, kemudian pihaknya langsung mengutus beberapa personel Basarnas dengan menggunakan perahu karet untuk memeriksa langsung dilokasi kapal kargo tersebut.

Setelah itu, Basarnas langsung menghubungi keluarga korban untuk dapat memastikan apakah jenazah yang ditemukan itu merupakan anggota keluarganya yang hilang tenggelam beberapa hari sebelumnya.

\"Pertama kali ditemukan oleh kapal kargo yang sedang berlayar. Kemudian mereka mengontak kami mengatakan bahwa mereka menemukan mayat. Merespon laporan itu kami langsung kirim beberapa orang personil untuk memastikan penemuan mayat tersebut,\" ungkapnya kepada Bengkulu Ekspress kemarin (23/5).

Setelah itu, sekitar pukul 15.30 WIB, dengan menggunakan perahu karet milik Basarnas, jenazah korban kemudian dibawa ke pelabuhan Pulau Baai. Agolo menyebutkan, pada mulanya personil Basarnas yang diutus untuk memeriksa kondisi jenazah korban di kapal kargo tersebut sempat mengalami masalah pada saat hendak mengevakuasi jenazah ke pelabuhan.

Kendala itu adalah kantong mayat yang digunakan untuk membungkus jenazah ternyata tidak muat untuk membungkus seluruh tubuh jenazah. Alhasil, pada saat sampai di pelabuhan, terlihat tidak seluruh bagian tubuh jenazah masuk kedalam kantong mayat. Hal itu dikarenakan kedua tangan jenazah dalam posisi mengembang dan kedua kakinya mengangkang. Selain itu hampir seluruh bagian tubuh jenazah sudah dalam keadaan gembung sehingga kantong mayat tidak cukup untuk menutupi seluruh bagian tubuhnya.

Selain itu, berdasarkan pantaun Bengkulu Ekspress pada saat proses evakuasi jenazah, kondisi tubuh jenazah masih utuh termasuk baju berwarna hijau terang dan celana jeans pendek pun masih melekat di tubuhnya. Akan tetapi dari tubuh jenazah sudah mulai mengeluarkan aroma tak sedap.

Setelah berhasil dievakuasi dari tengah lautan ke pelabuhan, jenazah kemudian dibawa ke rumah sakit Bhayangkara dengan menggunakan mobil ambulance milik Palang Merah Indonesia (PMI).

\"Tadi sebelum dibawa mobil ambulance kita minta keluarga korban memastikan terlebih dahulu apakah itu benar-benar anggota keluarganya yang hilang atau tidak. Namun beberapa anggota keluarganya ketika melihat sudah memastikan bahwa itu memang Ari Saputra,\" papar Agolo. Keluarga Tolak Otopsi Suasana haru pun begitu kentara terasa di dermaga sesaat sebelum jenazah Ari Saputra tiba menggunakan perahu karet. Pasalnya, beberapa anggota keluarga korban yang sengaja datang dari Kota Lubuk Linggau ketika mendengar kabar bahwa Ari Saputra tenggelam terseret ombak terlihat masih tidak percaya dengan kejadian itu. Terlihat sekali raut wajah duka keluar dari wajah keluarga korban yang menunggu. Meski demikian, disela-sela waktu sebelum jenazah Ari tiba, Bengkulu Ekspress pun mencoba mendekati beberapa anggota keluarganya.

Berdasarkan keterangan anggota keluarga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka masih shok dan tidak percaya dengan musibah nahas yang menimpa Ari Saputra. Sebab, diusianya yang baru menginjak 19 tahun, Ari dikenal sebagai laki-laki yang ramah dan pekerja keras. Dia selalu bersemangat ketika menceritakan soal pekerjaannya kepada keluarganya.

Kendati demikian, keluarganya meminta kepada pihak yang berwenang untuk tidak usah melakukan autopsi kepada korban. Sebab, pihak keluarga sudah yakin bahwa korban meninggal murni karena tenggelam.

\"Tidak usahlah dilakukan autopsi. Kematiannya juga karena tenggelam dan bukan karena sebab lain. Kalau di autopsi kasian nanti jenazahnya. Selain itu kami juga sudah memastikan bahwa jenazah itu benar-benar Ari anggota keluarga kami,\" tandas pria dengan janggut yang cukup lebat itu.

Selain itu, permintaan keluarganya jenazah ari rencananya juga akan langsung di bawa ke kampung halamannya di Desa Tapang, Kecamatan Magang Sakti, Kota Lubuk Linggau, Provinsi Sumatera Selatan. Hal itu dilakukan mengingat keluarga lainnya sudah menunggu di kampung halaman, dan kondisi jenazah Ari yang telah 3 hari meninggal juga harus segera dimakamkan.

\"Setelah ini rencananya kami mau langsung bawa pulang ke Linggau karena mau segera di kuburkan,\" tuturnya.

Sementara itu, Kepala Basarnas Provinsi Bengkulu, Agolo menyebutkan, meski keluarga korban sudah meyaniki bahwa jenazah tersebut merupakan anggota keluarganya, akan tetapi terlebih dahulu jenazah harus dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk keperluan visum. Selain itu, jenazah juga harus dibersihkan terlebih dahulu. Perlu Dipasang Papan Peringatan Banyaknya kasus tenggelam beberapa bulan terakhir ini khususnya di wilayah perairan Provinsi Bengkulu membuat Kepala Badan Sar Nasional (Basarnas) angkat bicara.

Hal tersebut dianggap menjadi peristiwa yang mengkhawatirkan dan memilukan apalagi di sejumlah titik rawan itu tidak terdapat rambu-rambu atau tanda peringatan bahaya, seperti kawasan Pantai Teluk Sepang yang dekat dengan pelabuhan Pulau Baai.

Kepala Basarnas Agolo Suparto mengatakan, untuk saat ini kawasan pantai Teluk Sepang memang menjadi prioritas pihaknya untuk melakukan pencegahan agar tidak ada lagi masyarakat Bengkulu yg mandi atau berenang di kawasan tersebut, hal itu dikarenakan kawasan seputar Pantai Teluk sepang memang tidak memiliki tanda atau papan pemberitahuan jika kawasan tersebut berbahaya.

\"Di kawasan Pantai Teluk Sepang memiliki banyak karang yang mengakibatkan jika orang berenang atau mandi, otomatis bisa tersangkut yang mengakibatkan banyak orang tenggelam,\" terang Agolo Suparto, kemarin (23/5).

Agolo mengatakan, wilayah tersebut bukan zona aman untuk mandi ataupun sekedar berenang, tetapi dikarenakan lokasi tersebut tidak memiliki tanda peringatan dilarang mandi atau berenang maka banyak orang yg menganggap jika kawasan tersebut aman.

\"Kita dalam hal ini Basarnas akan meminta Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk membuat suatu larangan atau batas agar masyarakat tidak lagi mandi di sana dan meminta kepada pihak kecamatan dan kelurahan dalam hal ini lurah dan Camat Kampung Melayu untuk mengaktifkan lagi seperti karang taruna atau satgas basarnas nantinya yang akan mengawasi wilayah-wilayah seputar pantai yang rawan atau berbahaya,\" tuturnya.

Agolo menjelaskan, untuk korban yg sudah meninggal di kawasan Pantai Teluk Sepang berjumlah 2 orang sedangkan untuk tahun 2017 ini sudah sekitar 6 orang korban yang meninggal karena tenggelam di kawasan Pantai Provinsi Bengkulu. Khusus di Pantai Teluk, pada 23 Oktober 2016 lalu juga ada 2 orang pemuda yang meninggal karena tenggelam di kawasan itu.

\"Yang kita takutkan korban akan terus bertambah jika kita tidak segera bertindak terutama untuk pemerintah Provinsi Bengkulu,\" bebernya.

Ditambahkan Agolo, memang di lokasi tenggelamnya dua korban tersebut terdapat patok yang berwarna merah tetapi patok tersebut tidak dimengerti oleh masyarakat sehingga masih banyak warga yang berekreasi di kawasan Pantai Telunk Sepang yang terbilang tenang tetapi menghanyutkan tersebut.

\"Memang ada tanda patok merah tetapi itu tidak bisa jadi pedoman. Sehingga kita berharap target kita kedepan wilayah yang rawan akan kita buat pagar atau pemberitahuan jika kawasan tersebut dilarang keras mandi terutama bagi masyarakat pendatang,\" ucapnya.

Sementara itu, salah satu warga sekitar kawasan Pantai Teluk Sepang, Tabroni (45) mengatakan, memang situasi dan pemandangan pantai di kawasan Teluk Sepang khususnya RT 14 sangat bagus oleh sebab itulah banyak warga pendatang yang mampir untuk mengabadikan momen indah atau sekedar mandi dan berenang.

\"Ya kita sebagai warga sekitar tidak bisa melarang hal tersebut karena memang di kawasan tersebut tidak ada rambu-rambu atau papan pemberitahuan,\" jelasnya.

Oleh sebab itulah, ia meminta kepada pemerintah Bengkulu agar lebih peka lagi mengenai keselamatan warganya terutama mengenai lokasi pantai yang saat ini menjadi destinasi atau tempat rekreasi yang paling banyak dicari atau dikunjungi.

\"Kita berharap wilayah pantai menjadi prioritas pemerintah Bengkulu terutama mengenai keamanannya, apalagi ini sudah mendekati bulan suci Ramadhan atau menjelang hari Raya Idul Fitri,\" tutupnya. (529/311)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: