Dua Pelajar Bengkulu Juara 3 Internasional Perlombaan Robotik

Dua Pelajar Bengkulu Juara 3 Internasional Perlombaan Robotik

Modal Semangat Ciptakan Robotik Line Follower Analog

Fadel Muhammad dan Tri Kholik Pamungkas, berhasil mengharumkan nama Bengkulu di ajang Internasional. Keduanya mampu meraih juara ketiga, dalam katagori Robotik Line Follower Analog dalam perlombaan Robotik Internasional Olimpiade Qur’an, Science, Art and Technology ke-3.

Erick Voniker Doris, Bengkulu

SISWA Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah (SMAM) 1 Kota Bengkulu, Fadel Muhammad dan Tri Kholik Pamungkas, berhasil mengharumkan nama Bengkulu. Mereka berdua mampu menunjukan prestasi di ajang Internasional perlombaan Robotik Internasional Olimpiade Qur’an, Science, Art and Technology ke 3 yang diadakan di Bandung beberapah hari lalu.

Mereka berdua berhasil menyingkirkan 93 dari 96 peserta dari berbagai sekolah Muhammadiyah seluruh Indonesia serta 2 negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura, dengan berhasil mendapatkan juara ke 3 dalam katagori Robotik Line Follower Analog.

Perlombaan Internasional Olimpiade Qur’an, Science, Art and Technology ke-3 ini, para peserta hanya membawa robot sudah jadi di arena perlombaan. Akan tetapi mereka merakitnya terlebih dahulu dengan perlengkapan dan peralatan dimiliki.

Dalam ajang ini, Fadel dan Kholik membuat robot Line Follower Analog yaitu robot yang bergerak mengikuti sebuah garis telah dibuat.

Sementara berhasil menang adalah robot hasil karya tangan sendiri (bukan robot buatan pabrik) berhasil mengikuti garis telah dibuat oleh para penyelenggara.

Dengan peralatan sederhana, Fadel dan Kholik bersama kedua orang guru pendampingnya yang juga merupakan guru Fisika di SMAM 1 Kota Bengkulu bernama Rahdi SPd dan Endang Saputra SPd, mulai mencari dan membeli peralatan yang dibutuhkan untuk membuat robot Line Follower Analog.

Dimulai mencari komponen-komponen robot seperti sensor garis, papan VCD, Girbox, IC Driver Motor, Resistor, batre serta peralatan lainnya.

Setelah terkumpul semua, Fadel dan Kholik bersama kedua orang gurunya, mulai merangkai satu persatu komponen untuk membuat robot di laboratorium Fisika sekolah, dengan membentuk sebuah kendaraan.

Untuk pengerjaannya sendiri, Fadel dan Kholik membutuhkan waktu tiga hari lebih dimulai dari pagi hari hingga malam hari. Karena banyaknya komponen jaraknya sangat rapat. Sehingga ketika di solder, harus hati-hati karena jika komponen satu bersentuhan dengan komponen lainnya, dapat mengakibatkan robotnya rusak karena adanya komponen terbakar atau rusak karena korsleting. \"Seperti penyolderan, itu sangat harus teliti sehingga satu komponen saja itu beberapa kali kami ulang karena bersentuhan,\" cerita Fadel yang di iakan Kholik.

Namun dengan perjuangan yang penuh dan terus dibantu kedua orang gurunya, akhirnya Fadel dan Kholik bisa menyelesaikan robot tersebut. Setelah selesai merakit robot yang akan diperlombakan, robot tersebut diuji terlebih dahulu di laboratorium, apakah robot tersebut bisa berfungsi atau tidak ketika dijalankan untuk mengikuti garis telah dibuat. \"Setelah diuji dan hasilnya baik, maka kami siap membawanya untuk lomba,\" cerita keduanya.

Karena takut ada kerusakan jika hanya membawa satu robot, Fadel dan Kholik kembali diarahkan kedua orang gurunya untuk kembali membuat robot cadangan, sehingga mereka berdua kembali harus bergadang untuk membuat robot cadangan. \"Tetapi karena semangat ingin ikut perlombaan, maka robot kedua pun selesai kami buat,\" jelasnya.

Setibanya di arena perlombaan, robot akan diperlombakan dikumpulkan oleh panitia untuk diperiksa apakah itu memang buatan tangan dari para peserta atau robot buatan pabrik. Namun karena memang berjuang dengan tangan sendiri, maka Fadel dan Kholik bersama kedua orang gurunya yang ikut mendampingi, tidak merasa khawatir akan di diskualifikasi panitia. \"Pada saat itu ternyata masih ada yang membawa buatan mesin, sehingga mereka langsung di diskualifikasi oleh panitia,\" tambahan Rahdi SPd sang guru Fisika.

Melihat robot-robot para peserta yang terlihat lebih bagus dan canggih, sempat membuat Fadel dan Kholik tidak percaya diri jika bisa membawa kemenangan. Namun dengan dukungan dari sekolah, keluarga dan teman-teman, akhirnya rasa tidak percaya diri tersebut bisa diatasi.

Dalam perlombaan ini, robot dibuat para peserta harus mampu melewati garis yang telah dibuat oleh panitia secepat mungkin. \"Setelah semuanya selesai dan pengumuman pemenang, ternyata kami disebut menjadi juara ke tiga dan itu membuat kami sangat senang karena mampu menyingkirkan puluhan lawan se Indonesia,\" ucap Fadel dan Kholik.

Adanya kemampun untuk membuat robot ini, membuat Fadel dan Kholik sangat ingin karya-karya mereka nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat, terutama masyarakat Bengkulu dan Indonesia. Untuk itulah mereka berdua akanterus mendalami bagaimana cara membuat robot yang lebih bagus. \"Seperti robot yang bisa menggosok, mengepel dan yang lainnya,\" Kholik menambahkan.

Sementara, Rahdi guru pendamping, mengatakan bahwa berbagai kegunaan dari robot yang mereka buat, bisa digunakan sebagai pembantu para penyandang cacat. Seperti membawakan mereka makanan maupun keperluan lainnya, akan tetapi untuk robot yang mereka buat belum bisa untuk mengangkat beban yang cukup berat. Sebab dibuat hanya berukuran 20 centimeter saja. \"Sudah banyak yang menggunakan robot Line Follower Analog untuk membantu pekerjaan di rumah,\" jelasnya.

Selain itu, dengan diraihnya kejuaraan internasional ini, maka siswa SMAM 1 Kota Bengkulu telah berhasil meraih dua kali kemenangan di ajang Internasional. Sebelumnya perlombaan di Jakarta siswa SMAM 1 Kota Bengkulu berhasil meraih juara 4 atau harapan satu. Namun bukan diraih oleh Fadel dan Kholik. Namun itu telah menunjukan jika para siswa SMAN 1 Kota Bengkulu sangat memiliki bakat dibidang pembuatan robot.

Sementara untuk tingkat daerah atau provinsi, ada beberapa robot juga telah berhasil dibuat seperti penutup jemuran ketika hujan, mesin pemberi pakan ikan otomatis serta robot-robot lainnya. \"Dari itu semua adalah karya dari siswa kami dan nanti akan kami tunjukan karya-karya kami yang lainnya,\" tutup Rahdi.

Sementara Kepala Sekolah SMAM 1 Muhammadiyah Kota Bengkulu, Pirwan Dahiwi MPd melalui Waka Kurikulum Elzaz Friana SPd, mengatakan bahwa pihaknya sangat bangga dengan apa telah diraih oleh kedua siswanya berhasil mengharumkan nama sekolah dan Provinsi Bengkulu di ajang Internasional. \"Pastinya ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri dari kami,\" sampaiannya.

Dengan prestasi ini, Elzaz berharap nantinya terus bermunculan siswa-sisawanya yang mampu membuat robot dengan berbagai macam kegunaan, karena pihak sekolah akan berupaya semaksimal mungkin untuk mendukungnya. \"Itu yang kami harapkan untuk kedepan,\" sampaiannya.(***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: