Kok Malah Korsel yang Umumkan Kematian Jong-nam?

Kok Malah Korsel yang Umumkan Kematian Jong-nam?

jpnn.com - Korea Selatan (Korsel) mengumumkan terbunuhnya Kim Jong-nam kepada tetangganya, Korea Utara (Korut).

Drama pembunuhan terhadap pria yang diduga kuat adalah kakak Kim Jong-un itu disiarkan lewat pengeras suara raksasa yang berada di perbatasan dua negara.

”Kim Jong-nam dibunuh dua perempuan tak dikenal di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia,” bunyi pesan yang dikabarkan dari sejumlah pengeras suara berukuran jumbo itu kemarin (22/2).

Pesan-pesan audio itu juga diperdengarkan lewat stasiun televisi Korsel.

Hingga kemarin, masyarakat Korut tidak tahu jika putra sulung mendiang Kim Jong-il itu menjadi korban pembunuhan.

Sejak Jong-nam yang mengantongi paspor bertulisan nama Kim Chol itu tewas, Pyongyang memang tidak bereaksi.

Tidak ada komentar resmi dari Jong-un yang merupakan pemimpin tertinggi Korut sekaligus adik Jong-nam.

Mereka juga tidak menyiarkan berita tersebut melalui media nasional. Pemerintah, tampaknya, sengaja menyembunyikannya dari rakyat.

Tapi, kekesalan Korut terhadap Malaysia membuat berita tersebut mau tak mau tersebar luas kepada masyarakat. Itu karena Pyongyang menyampaikan protes terbuka.

Korut menentang keras otopsi jasad lelaki tambun tersebut. Mereka juga menyebut Malaysia lancang karena melakukan otopsi tanpa izin Korut dan menolak bekerja sama dengan Korut dalam proses penyelidikan.

Sementara itu, sosok Doan Thi Huong yang kini berstatus tersangka pembunuhan Jong-nam mulai diangkat oleh media.

Kemarin, AFP melaporkan bahwa perempuan berambut pendek yang memakai kaos lengan panjang bertuliskan LOL pada bagian dada itu adalah gadis kampung biasa.

Di kampungnya, dia dikenal sebagai perempuan yang sering berganti-ganti gaya rambut dan gemar berpacaran dengan bule.

Doan berasal dari kawasan pegunungan yang berjarak sekitar 150 kilometer dari pinggiran Kota Hanoi.

”Awalnya kami ragu jika gadis berpakaian LOL itu adalah dia, anak kami,” kata Nguyen Thi Vy, ibu tiri Doan.

Tapi, setelah foto itu di-zoom, yakinlah mereka bahwa tersangka pembunuh Jong-nam tersebut memang anak mereka.

Hanya saja, penduduk Desa Quan Phuong itu yakin anaknya hanya dijebak.

Doan meninggalkan kampung halamannya di wilayah pegunungan Vietnam sejak berusia 18 tahun.

Ketika merantau itu, dia baru saja lulus SMA. Kepada keluarga dan para tetangga, Doan pamit melanjutkan studi. Dia hanya pulang sesekali.

Yang terakhir, dia mudik saat libur Imlek pada akhir Januari lalu.

”Dia tak punya uang sepeser pun. Jadi, saya membelikannya tiket bus,” kata ibu tiri Doan tersebut. (AFP/hep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: