Pedagang Melawan, Penggusuran Pasar Tais Ditunda

Pedagang Melawan, Penggusuran Pasar Tais Ditunda

TAIS, BE-Pedagang Pasar Tais melakukan perlawanan dengan membawa bambu runcing dan membakar ban. Sehingga upaya pemerintah untuk menertibkan pedagang dibatalkan.

Upaya penertiban dilakukan Satpol PP dimulai kemarin sejak pukul 08.00 WIB. Situasi menjadi panas setelah satpol PP yang berupaya mengamankan satu pedagang.

Ditambah lagi dengan kendaraan Pemadam bahaya kebakaran(PBK) yang berada dilokasi menyemprotkan air ke ke rumunan pedagang Pasar Tais. Tak ayal, Pedagang yang telah membekali dengan bambu runcing dan bom molotov naik emosi. Warga dan pedagang melempar personil Satpol PP dengan bom molotov dan batu.

Beruntung, amukan warga tersebut tidak meluas setelah kepolisian berupaya untuk menenangkan susana. Tepat pukul 13.00 WIB kumpulan pedagang Pasar Tais semakin mengamuk dan brutal setelah alat berat milik pemda Seluma sampai di lokasi. Akibatnya, ratusan pedagangpun semakin mengamuk dengan berbaris dengan menggunakan bambu runcing serta satu persatu memegang bom molotov yang akan di lempatkan ke kerumunan satpol PP Seluma.

Bahkan warga di kelurahan lubuk lintangpun ikut turun dalam aksi penolakan terhadap pemindahan dan penggusuran yang akan dilakukan. Sorak menyorakpun tak luput dilakukan warga dan pedagang. Setelah personil Satpol PP berbaris untuk mengitari alat berat yang akan meratakan kawasan pasar tais tersebut.

“Oknum Satpol ingin mengamankan salah satu pedagang yang membakar ban mobil sebagai simbol penolakan atas penggusuran.

Sehingga hal inilah yang memancing keributan dan jika kami tidak dipancing maka tidak akan ada keributan,”tegas salah satu pedagang Pasar Tais Jondri(32) kepada BE kemarin.

Dari pantauan BE, pedagang dan masyarakat pasar tais sebagian besar telah mempersiapkan batu, minyak dan bom molotov untuk membakar alat berat yang hendak meratakan lokasi pasar.

Namun aksi brutal ini berhasil di reda setelah sejumlah pentolan pedagang di minta untuk menahan diri. Ahirnya, sejumlah upaya mediasipun dilakukan termasuk untuk menarik mundur personil Satpol PP Seluma. Penarikan personil dari barisan tersebut langsung digantikan dengan personil Sat Sabara Polres Seluma. Sehingga warga dan pedagangpun semakin melunak.

“Intinya kami tetap akan berada di lokasi. Masuk kekawasan pasar Tais ini maka seluruh warga akan mengamuk dan membakar kendaraan alat berat ini,”tegasnya.

Hanya saja sejumlah petinggi polres Seluma, Satpol PP dan Asisten 1 sempat bersitegang untuk menunda jalannya penggusuran. Termasuk melakukan mediasi dilokasi pasar tais yang bersebelahan dengan masjid Baitulfalihin. Upaya tersebut semat mendapatkan penolakan dari warga, hanya saja sekali lagi warga bisa melunak setelah di tenangkan.

Pemda Seluma Melunak

Tepat pukul 14.30 WIB 6 dari perwakilan pedagang dan LBH ikut dalam mediasi dengan bupati seluma di ruang rapat bupati seluma. Perwakilan sendiri dibawa dengan menggunakan kendaraan kepolsian dan warga. Mediasi dan hearing dilakukan bersama Bupati Seluma H Bundra Jaya SH MH dan Wakil Bupati Suparto Msi, kapolres Seluma dan kasdim 0425 Seluma serta unsur terkait lainnya.

“Seluma sudah 13 tahun, sampai hari ini kita belum punya pasar harian, GOR, stadion dan TMP. Saya minta masyarakat berfikir jernih bagai mana kita Seluma kondusif, jangan mau ditunggangi oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Bundra saat memimpin mediasi.

Bundra menegaskan jika tujuan pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat. Keberadaan pasar mingguan Tais sudah tidak layak dan bukan tanah milik pemerintah. Serta pemerintah lebih akan membuka untuk pasar harian yang berada di pasar Sembayat. “Pasar lama itu tidak ada izin dan tanah milik masyarakat. Kita anjurkan agar pedagang pindah ke pasar induk pasar Sembayat,” harapnya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Mingguan Tais, Rusdi meminta, kepada Bupati Seluma untuk melakukan peninjauan kembali pencabutan izin pasar mingguan Tais sebab pasar telah lama dibangun dan meminta pasar tetap dibuka. Sebab selama ini pasar Tais tersebut sekalipun telah di tutup sejak tahun 2013 lalu. Pedagang tetap diminta retribusi dan pembangunan di Pasar Tais tidak ada dilakukan.

“Pasar Tais adalah pasar paling tua mau digusur lagi, kami hanya Rakyat kecil hanya minta pasar mingguan tetap dibuka, kalau sempit wajar karena belum pernah dibangun sejak pemekaran kabupaten, restribusi dipungut tapi tidak ada kebersihan atau pembangunan, kalau tidak layak wajar saja karena tidak pernah diurus”keluhnya.

Setelah menyampaikan aspirasi dan tanya jawab akhirnya pada pemerintah akhirnya Bupati Seluma menyampaikan akan melakukan peninjauan kembali terhadap keinginan pedagang Pasar Tais.

”Kita akan pertimbangkan dulu itu, saya minta dukungan bagai mana caranya seluma harus kondusif, semua masukkan sudah dicatat dan akan dipertimbangkan. Sehingga beberapa hari kedepan ada keputusannya,”sampai Bundra.(333)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: