Menelisik Latar Belakang Pembunuh Juragan Losmen

Menelisik Latar Belakang Pembunuh Juragan Losmen

Dikenal Tertutup dan Tak Suka Bergaul

Satu pelaku perampokan dan pembunuhan juraga Losmen Hayani, H Abu Bakar, terbiasa menyendiri dan tidak suka bergaul dengan para tetangga. Setiap hari, tertutup dan hanya mau bermain dengan teman-temannya.

REWA YONIKE D, KOTA BENGKULU

MENELISIK latar belakang Pi, pria kelahiran Taba Bindo 13 Juni 1991 ini selaku salah satu tersangka pelaku pembunuhan yang menewaskan H Abu Bakar (81) pemilik losmen Hayani. Bersama dua rekannya Agung dan YG, ia melakukan pembunuhan di Losmen Hayani.

Tersangka AG sudah di amankan oleh tim Buser Polresta Bengkulu sedangkan tersangka YG hingga saat ini masih buron. Kini PI tengah terbaring lemah di ICU rumah sakit Bhayangkara Bengkulu karena sejumlah luka dari tragedi penangkapannya Rabu sore (18/1).

Pipit adalah seorang perantauan dari Lubuk Linggau yang beralamat di kecamatan Selangit kabupaten Musi Rawas. Ia datang ke Bengkulu bersama istri dan seorang anaknya dari. Di Bengkulu ia mengontrak di Jalan Lombok RT 5 RW 1 kelurahan Sukamerindu kecamatan Sungai Serut disebuah kontrakan kecil berwarna hijau berukuran 3x4.

Menurut penuturan ketua RT 5 Sentiong, Darwis yang beralamat di Jalan Lombok mengatakan bahwa Irwan nama biasa ia dipanggil, memang terbiasa menyendiri dan tidak suka bergaul dengan para tetangga. \"Ia hanya mau bermain dengan teman-temannya yg tidak kami kenal serta selalu keluar hanya malam hari,\" ujarnya kemarin.

Selain itu ketua RT 5 mengatakan bahwa Irwan baru 2 bulan tinggal di wilayahnya, pertama dia ngontrak di depan rumah saya di kontrakan milik pak Budiwarso, kemudian dia pindah ke kontrakan di RT 5 ujung berbatasan dgn RT 13 dekat pinggir sebuah siring bersama istrinya Dina Mariyana (23) dan 1 orang anaknya. \"Ia tinggal bersama istri dan anaknya disini,\" imbuhnya.

Diakuinya dulu saat pertama datang ke RT 5 ia mengaku dari Lubuk Linggau dan berniat merantau di Bengkulu. Identitas yang diberikannya ke ketua RT 5 hanyalah fotocopy surat nikah. \"Identitasnya yang diberikan ke saya hanyalah aya hanya sebaatas fotocopy surat nikah tidak ada KTP ataupun kartu keluarga, kesehariannya ia berjualan ikan di Pasar Minggu,\" ujarnya.

Menurut keterangan pemilik kos, Budi mengatakan keseharian yang dilakukan oleh PI adalah seperti orang kebanyakan tidak ada yang berbeda. \"Kalau saya tahu dia pembunuh dari awal tidak mungkin saya izinkan untuk kos di sini. Tapi dia tidak lama d tempat saya, dia pindah kos ke sebelah RT 13 milik orang Padang yang sekarang ada di Jakarta,\" ujar Budi.

Dikatakannya, PI mungkin niat membunuh karena tuntutan hidup yg membuat Irwan terpaksa membunuh.

\"Sepengetahuan saya, dia itu dari Lubuk Linggau hanya bawa uang 400 ribu dan biaya kost disini Rp 250 ribu perbulan mungkin berat untuk PI jadi dia pindah. Dia memang orangnya jarang bergaul dan tertutup,\" jelasnya.

BE sempat menyambanginya ke rumah sakit Bhayangkara tempatnya dirawat. Terlihat kondisi PI terbaring lemah d ruang ICU rumah sakit. Ia mengalami luka robek di mulutnya karena terkena aspal lantaran meloncat dari atas motor saat ditangkap dan tubuhnya penuh luka lecet.

Hingga tadi malam, tersangka PI tetap belum boleh dijenguk. Penjagaan ketatpun masih terlihat didepan kamar tempat ia dirawat. Beberapa polisi dengan senjata lengkap masih berjaga-jaga. Saat ini istri dan anaknya masih berada di Polsek Teluk Segara dan dimintai keterangan sebagai saksi atas perbuatan yang dilakukan PI.

Dia harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya yang telah menyebabkan tewasnya H Abu Bakar pemilik Losmen Hayani. Namun sampai dengan tadi malam PI masih belum bisa memberikan keterangan yang berarti. Polisi juga masih mendalami motif dari kejadian tersebut dengan terus melakukan penyelidikan dan meminta keterangan dari para tersangka.(cw2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: