Penertiban Kawasan Wisata Gagal, Pedagang Kompak Melawan, Sekdis Nyaris Dikeroyok

Penertiban Kawasan Wisata Gagal, Pedagang Kompak Melawan, Sekdis Nyaris Dikeroyok

BENGKULU, BE - Sekitar puluhan pegawai negeri sipil (PNS) dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kota Bengkulu yang hendak melakukan penggusuran lahan di pantai Berkas terpaksa harus mengurungkan niatnya.

Pasalnya, warga di Kelurahan Berkas Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu tidak setuju dengan rencana Pemkot untuk menjadikan sekitar pantai Berkas menjadi pusat berjualan.

Kejadian tersebut bermula sekitar pukul 08.30 WIB, saat satu unit alat berat jenis buldoser yang dibawa oleh Disparekraf hendak meratakan lahan dipinggir pantai Berkas.

Warga yang tidak terima dengan aksi para pegawai Disparekraf itu pun langsung berkumpul dan mendatangi lokasi penertiban. Aksi adu mulut pun terjadi antara warga dan pegawai Disparekraf. Suasana sedikit menegang saat Sekretaris Disparekraf Kota Bengkulu Yayan Alfian SE yang ikut dalam penertiban tersebut sempat dikerumunin warga. Khawatir kericuhan lebih parah, puluhan pegawai Disparekraf pun memilih mundur dan menarik kembali buldoser yang telah dibawa.

Menariknya, upaya penggusuran lahan ditepi pantai Berkas tersebut tidak didampingi oleh Satpol PP.

Salah seorang warga Berkas Mahfud mengatakan, seluruh warga Berkas sepakat menolak jika lahan ditepi pantai Berkas dijadikan pusat berjualan para pedagang yang ditertibkan karena berjualan diatas breakwater.

\"Sudah pergi sajalah, kami ini warga asli disini dan kami tidak mau ribut-ribut. Kami warga Berkas akan mempertahankan tidak boleh ada yang berjualan disini, sudah lama tanah ini kami rawat,\" tegasnya kepada Bengkulu Ekspress usai penggusuran, kemarin (17/1).

Lanjutnya, warga Berkas tersebut menolak kawasan tepi pantai Berkas tersebut dijadikan pusat berjualan pedagang karena mereka sudah lama merawat tanah tersebut. Bahkan mereka juga yang menanami pohon yang ada disekitar tepi pantai Berkas.

Sementara itu warga lainnya Upik mengatakan, penolakkan warga tesebut didasari kekhawatiran warga sekitar apa bila kawasan tepi pantai Berkas tersebut dijadikan pusat berjualan maka akan memberikan dampak negatif kepada lingkungan.

Misalnya penjualan minuman keras, dan tempat berbuat asusila. Selain itu, warga Berkas juga tidak ingin ada warga dari kelurahan lainnya berjualan didaera mereka. Sebab menurutnya, warga Berkas sendiri tidak ada yang mendirikan warung dan berjualan ditepi pantai Berkas tersebut.

\"Kalau lah banyak pedagang disini nanti takutnya dijadikan cafe-cafe tempat mabuk-mabukkan, dan tempat mesum. Kami tidak mau kampung kami kotor. Kami saja warga disini tidak boleh berjualan, masa yang lain mau jualan, kami tidak terima,\" tegasnya.

Upik menjelaskan, meskipun tanah tersebut merupakan tanah pemerintah. Akan tetapi warga berkaslah yang menjaga dan merawat tanah ditepi pantai Berkas tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Disparekraf Yayan Alfian SE mengatakan, terkait dengan dilakukannya penggusuran lahan ditepi pantai Berkas tersebut sebagai tempat sementara untuk para pedagang yang ditertibkan berjualan. Namun, karena adanya penolakkan dari warga Berkas terpaksa rencana tersebut dibatalkan.

\"Sementara ini kita batalkan dulu. Kita akan kembali mempelajari lokasi mana yang tepat untuk merelokasi pedagang,\" pungkasnya.

Pedagang Pantai Pasir Putih Juga Protes

Terpisah, puluhan pedagang yang berjualan di Pantai Pasir Putih sekitar pukul 10.00 WIB pagi mendatangi kantor Disparekraf. Kedatangan para pedagang tersebut karena menolak rencana Disparekraf menertibkan warung milik mereka.

Sebelumnya, puluhan petugas gabungan antara TNI dan Polri terlihat ramai disekitar pantai pasir putih. Kedatangan para petugas tersebut diketahui hendak mengamankan penertiban warung yang dilakukan oleh Disparekraf.

Namun, upaya penertiban tersebut gagal karena para pedagang menolak untuk ditertibkan dan beramai-ramai mendatangi kantor Disparekraf.

Koordinator Pedagang Pantai Pasir Putih dan Pantai Panjang Idramsyah menegaskan, bila Disparekraf masih ngotot untuk membongkar paksa warung milik pedagang di pantai pasir putih hingga pantai panjang sebelum mencari solusi pemindahan, maka mereka akan melawan dengan menyiapkan bambu runcing.

\"Kalau sudah bongkar paksa kan kesannya sudah ektrim. Sudah seperti jaman penjajah dulu, maka itu kami juga akan siapkan bambu runcing,\" tegasnya.

Dijelaskannya, pedagang tersebut meminta untuk duduk bersama antara Pemerintah Kota Bengkulu (Pemkot), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu, dan para pedagang untuk membahas bersama solusi pemindahan pedagang tersebut.

Ia menyebutkan, pada dasarnya pedagang tersebut bersedia untuk dipindahkan, asal tempat baru berjualan untuk mereka tersebut lebih baik dari yang saat ini.

\"Artinya kalau mau dipindahkan harus ketempat yang lebih ramai pembeli, kalau dipindahkan ke kuburan ya siapa yang mau beli, lebih baik kami disini saja,\" tandasnya.

Dijelaskannya, tidak ada satu pun pedagang dipasir putih yang berjualan diatas breakwater. Selain itu, banyak warung yang telah memiliki izin. Hanya saja, masih ada beberapa warung yang kurang bersih dan tertata rapi. Untuk itu ia berharap warung milik pedagang tersebut tidak ditertibkan.

Sementara itu, Sekretaris Disparekraf Yayan Alfian SE menanggapi tenang kedatangan puluhan pedagang pantai pasir putih dan pantai panjang yang menolak untuk ditertibkan tersebut. Menurunya, khusus untuk penertiban dikawasan sekitar pantai pasir putih hingga pantai panjang hanya untuk warung yang tidak memiliki izin.

Yayan menyebutkan, sebelumnya Disparekraf sudah memberitahu rencana penertiban kepada seluruh pedagang.

Pemberitahuan tersebut ditujukan agar pedagang membongkar sendiri warung milik mereka. Lanjutnya, penertiban tersebut sementara waktu ditunda, namun ia memastikan akan tetap merelokasi pedagang yang berjualan disekitar pantai tersebut.

Dijelaskannya, dalam waktu dekat pihaknya akan menjalin koordinasi dengan instansi terkait untuk membahas tempat untuk relokasi pedagang tersebut. Lanjutnya, rencananya tempat untuk pedagang tersebut akan didesain seperti mini plaza, sehingga seluruh pedagang nantinya akan disediakan auning untuk berjualan.

\"Nanti kita satukan semua, kita buat berderet-deret jadi tidak terpencar lagi. Untuk tempatnya kemungkinan disekitar pasir putih hingga pantai panjang,\" tukasnya.(cw1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: