Penderita Hydrocephalus Butuh Bantuan

Penderita Hydrocephalus Butuh Bantuan

Kepala Nike Terus Membesar

BENTENG, BE - Nasib malang dialami Nike Pratama (8), warga Desa Dusun Baru II, Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng). Putra kedua dari pasangan suami istri (Pasutri), Alif (50) dan Siti (46) ini tak hentinya menahan kesakitan atas penyakit hydrocephalus (penyakit yang menyerang organ otak) yang dialaminya sejak kecil.

Sampai saat ini, benjolan di kepalanya pun kian membesar. Keterbatasan keluarga dalam hal ekonomi pun membuat keluarganya hanya bisa berpasrah diri sembari menunggu uluran tangan dari para dermawan yang bersedia membantu. Betapa tidak, sang ayah yang hanya berprofesi sebagai buruh harian tak mampu untuk membayar seluruh biaya pengobatan sang buah hati.

Relawan Satgas Pelindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Benteng, Juminarti menuturkan, pembengkakan di kepala Nike terus terjadi secara perlahan. Atas penyakit yang dideritanya, Nike hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di rumah yang serba sederhana.

Disampaikan Juminarti, hydrocephalus adalah penyakit yang menyerang organ otak. Penderita hydrocephalus mengalami penumpukan cairan di dalam otak yang berakibat pada meningkatnya tekanan pada otak. Jika tidak segera ditangani, lanjutnya, tekanan ini dapat merusak jaringan dan melemahkan fungsi otak.

\"Dari keterangan yang disampaikan ayahnya, pembengkakan di kepala sudah terjadi sejak kecil dan semakin membesar,\" ungkap Juminarti.

Pada tahun 2011 lalu, Juminarti menuturkan, Nike pernah dibawa ke Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Kota Bengkulu untuk mendapatkan pengobatan. Hanya saja, melihat kondisinya yang sudah semakin parah, pihak RSMY pun akhirnya merujuk Nike agar dioperasi di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Lagi-lagi, karena tak memiliki dana yang cukup, pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk kembali membawa Nike pulang ke rumah untuk dirawat secara mandiri. \"Keluarga Nike merupakan keluarga yang kurang mampu. Hingga saat ini pengobatan belum bisa dilakukan optimal karena terkendala biaya,\" kata Juminarti.

Prihatin akan kondisi Nike, lanjutnya, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk membantu. Dimulai dengan mengajukan usulan permintaan bantuan ke rumah-rumah ataupun penggalangan dana secara sukarela di sejumlah titik jalan.

Hanya saja, minimnya perhatian dan belum adanya sumbangan dana yang besar, bantuan yang diberikan baru bisa digunakan untuk meringankan pengobatan yang seadanya.

\"Kami harap ada kelompok ataupun instansi pemerintah yang bersedia mengucurkan dana untuk menyelamatkan hidup Nike. Sampai saat ini perhatian pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten dianggap belum maksimal. Bahkan, dari penggalangan dana, tak satupun kendaraan dinas (Kernas) yang berhenti demi untuk memberikan bantuan,\" ungkap Juminarti. (135)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: