Pesan Aksi Damai 212 Adili Ahok dan Jaga Keutuhan NKRI

Pesan Aksi Damai 212 Adili Ahok dan Jaga Keutuhan NKRI

BENGKULU, BE - Gema takbir berkumandang dari mulut ribuan massa aksi bela Islam Jilid III di Masjid Baitul Izza Padang Harapan, Kota Bengkulu, kemarin (2/12).

Umat Islam meminta dengan Allah untuk membukakan pemangku kebijakan untuk menuntaskan persoalan penistaan agama yang dilakukan oleh tersangka Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok.

Gubernur Bengkulu, Dr H Ridwan Mukti MH yang ikut menyuarakan tausiah, meminta umat muslim tidak mengambil tindakan yang membuat Indonesia terpecah belah. Tetap bersatu padu sembari menunggu sang penista agama Islam Ahok diadili.

\"Negara kita berideologi pancasila. Keragaman ini jangan sampai terpecah belah,\" ujar RM saat menyampaikan tausiah di hadapan ribua umat Islam di Masjid Baitul Izza.

Lanjutnya, agama Islam merupakan agama rahmatan lil alammin. Melalui Islam telah melahirkan filsafah Pancasila yang menyatukan di tengah perbedaan warga negara Indonesia. Mulai dari perbedaan bahasa, budaya, hingga keyakinan sekalipun.

\"Piagam Madinah telah disalurkan kedalam 5 sila, yang telah menjadi ideologi bangsa Indonesia. Untuk itu, yakinlah negara kita tidak akan pecah dengan semua perbedaan,\" tegasnya.

Sementara itu, Walikota Bengkulu, H Helmi Hasan SE dalam tausiahnya menyampaikan, bahwa kekuatan umat Islam tidak bisa dibendung. Buktinya, di tengah kesibukan masing-masing, ternyata umat Islam yang berasal dari berbagai profesi sanggup bersatu padu untuk hadir membela kepercayaannya yang telah dinistakan.

Selain itu, Helmi berharap jangan sampai kasus penistaan agama ini merusak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

\"Dalam aksi aksi bela Islam ini tidak ada niat sedikitpun dari kita menghakimi atau mejelekkan seseorang. Harapan kita bersama, semoga Allah mengabulkan doa kita,\" tambahnya.

Sedangkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bengkulu Prof Dr H Rohimin MAg, Dewan Pembina Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Bengkulu Drs H Sukron Zainul, tokoh Agama Bengkulu Ustads Junaidi Hamsyah, Ustadz Ahmad Farhan, Ustadz Julisman, M Bastari, Ihsan Nasution, Wakil Ketua Umum MUI Provinsi Bengkulu Zulkarnain Dali dan Pembina FUI Bengkulu H M Syamlan Lc, juga ikut menyuarakan tausiah dan takbir.

Berbeda dengan lainnya, dalam tausiahnya H M Syamlan Lc membacakan puisi yang berjudul Kami Hanya Duduk Disini. Dalam puisi itu, meceritakan betapa Ibu Pertiwi telah menangis, melihat anak negeri yang sudah mulai hancur. Baik, tersandung perbuatan korupsi, narkoba hingga paling memperhatinkan, ada penista agama, yang membuat geger bangsa Indonesia.

\"Tangis Ibu Pertiwi bertambah lagi. Dipangkuannya ada anak yang berani menistakan kalam Illlahi belum ditangkap, belum dimasukan ke dalam trali. Padahal gelombang hati telah menuntut diadili,\" ungkap Syamlan. Syamlan menambahkan, proses hukum tumpul ke atas, tetapi runcing ke bawah. Sehingga banyak proses hukum tidak pernah selesai bila menyeret nama pejabat.

\"Pak Polisi, Pak TNI dan semuanya anak negeri. Ibu pertiwi menangis menyayat hati, ketika pencuri sendal jepit ditangkap, tak perlu banyak ditanyai. Ketika nenek ditangkap membawa kayu bakar dari hutan dituduh mencuri. Tapi tetap aman pejabat-pejabat korupsi. Tetap lenggang bandar narkoba dan mucikari,\" ujar Syamlan.

Puisi Syamlan ini pun membuat gemuruh takbir oleh massa aksi bela Islam. Tausiah pun ditutup dengan penyataan sikap yang dibacakan oleh Ketua FUI Bengkulu IIP Arifin.

Penyataan sikap itu meminta Ahok sang penista agama segera diadili, agar penistaan agama tidak lagi terjadi.

\"Ahok telah melanggar Pancasila sila pertama dan ketiga. Menyulut kemarahan umat beragama. Untuk itu kami minta untuk segera diadili dan proses hukum jangan pernah berhenti,\" ujar IIP.

Sementara itu, Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Bengkulu, M Sobri mengatakan, jika penista agama tidak jelas proses hukumnya, umat muslim akan kembali menggelar aksi lebih besar dari sebelumnya.

\"Kita akan lakukan demo lagi, namun tetap mengedepankan aksi damai. Karena yang kita minta sang penista agama diadili,\" tegas Sobri.

Donasi Rohingya

Di sisi lain, dalam aksi ini, umat muslim di Bengkulu juga menggelar donasi amal untuk muslim Rohingya di Myanmar. Donasi terkumpul pun mencapai Rp 16,1 juta.

\"Alhamdulilah donasi alam ini telah mencapai Rp 16,1 juta. Mudah-mduahan ini nanti dapat membantu saudara kita disana,\" terang Sobri.

Sobri mengatakan, jika masih ada masyarakat yang mau memberikan sumbanganya, masih ditunggu sebelum tanggal 15 Desember. Setelah tanggal itu, bantuan akan disalurkan dalam bentuk barang ke umat muslim Rohingya.

\"Masih bisa untuk memberikan sumbangan dengan datang langsung ke kantor PKPU. Sebab bantuan ini sangat diperlukan untuk saudara kita,\" demikian M Sobri.(151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: