Dodi : Jangan Ada Pemotongan Bantuan untuk siswa SLB

Dodi : Jangan Ada Pemotongan Bantuan untuk siswa SLB

\"dana_bengkulu_ekspress\"

KOTA MANNA, BE - Adanya pemotongan bantuan siswa berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kelurahan Kayu Kunyit oleh pihak sekolah, mendapat sorotan dari DPRD Bengkulu Selatan (BS). Dodi Martian SHut MM selaku Ketua Fraksi Golkar menyayangkan pemotongan tersebut. Untuk itu, Dodi meminta dana bantuan bagi siswa wajib disalurkan secara utuh tanpa ada pemotongan.

\"Kalau ada bantuan untuk siswa, harus disalurkan utuh tanpa ada pemotongan,\" katanya.

Politisi Golkar dari Kecamatan Manna ini menambahkan, tujuan pemerintah memberikan bantuan bagi siswa untuk meringankan beban orang tua dalam menyekolahkan anaknya, sehingga siswa dengan SLB mampu dapat terus menempuh pendidikan. Kalaupun pihak sekolah berencana untuk memanfaatkan dana bantuan tersebut untuk membeli pakaian, sepatu dan tas sekolah siswa, hal itu bukan wajib atau tidak boleh ada pemaksaan. Disamping itu, kalau pakaian siswa masih bagus, tidak harus setiap tahun diganti. \"Kalau masih bagus tapi sudah harus diganti, berarti itu akal-akalan sekolah saja, sebab pemanfaatkan dana bantuan itu tidak tepat, karena seharusnya dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lebih perlu,\" ujar Dodi.

Dodi juga menentang adanya potongan untuk membayar gaji honor guru. Sebab tidak ada aturan bantuan untuk siswa digunakan untuk membayar gaji guru. Bantuan untuk siswa itu hanya diperuntukan bagi siswa dalam menunjang kegiatan belajar di sekolah. Jadi Dodi mengimbau pihak sekolah mengurungkan niat memotong uang bantuan bagi siswa tersebut.

\"Aturan dari mana bantuan siswa miskin digunakan untuk membayar gaji guru, saya berharap pihak sekolah tidak memanfaatkan siswa untuk kepentingan tertentu, untuk itu saya minta Pemda BS dapat mengaudit penggunaan dana bantuan di SLB tersebut, jangan sampai disalahgunakan,\" harap Dodi.

Sebelumnya, Sukarto perwakilan wali murid yang juga pensiunan guru di SLB Manna mengatakan, tahun 2016 ada 111 siswa yang mendapat bantuan, masing-masing siswa menerima Rp 1.48 juta pertahun. Sehingga total bantuan Rp 164,280 juta. Lalu oleh pihak sekolah, dana tersebut dipotong hingga masing-masing siswa hanya menerima uang bantuan rata-rata kurang dari Rp 500 ribu per siswa. Adapun rincian pemotongan tersebut, Rp 11,1 juta untuk gaji guru honorer sebanyak 8 orang, dengan ketentuan masing-masing siswa dipotong Rp 100 ribu. Kemudian Untuk pembelian pakaian sebesar Rp 72 juta dengan rincian beli baju Rp 200 ribu persiswa, beli sepatu Rp 300 ribu persiswa dan beli tas Rp 150 ribu persiswa. Lalu untuk uang trasportasi usulan sebesar Rp 27,75 juta. Kemudian untuk pengembangan bakat Rp 1 juta. Untuk tata boga sebesar Rp 10 juta dan untuk lain-lain Rp 11,1 juta. (369)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: