Suluk Tanpa Pos Medis

Suluk Tanpa Pos Medis

  TABA PENANJUNG, Bengkulu Ekspress - Pasca hari raya Idul Fitri 1437 H, sebanyak 19 orang lanjut usia (Lansia) di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) mengikuti kegiatan suluk. Aktivitas zikir di dalam kelambu tersebut yang dilakukan di sebuah musala pengajian Tharikat Islam di Desa Taba Teret, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Benteng. Suluk itu sendiri berlangsung sejak Jumat (15/7) kemarin dan akan berlangsung selama 60 hari kedepan. \"Kegiatan suluk ini akan dilakukan selama kurang lebih dua bulan, dimulai dari tanggal 10 Syawal dan akan berakhir pada tanggal 10 Dzulhijah. Untuk tahun ini, suluk diikuti oleh 10 orang laki-laki dan 9 orang wanita,\" jelas Herman (46), salah seorang guru suluk saat ditemui BE, Jumat kemarin. Disampaikan Herman, dalam kurun waktu yang telah ditentukan tersebut, peserta suluk hanya akan melakukan ibadah (dzikir) secara khusuk di sebuah kelambu yang berukuran panjang 1 meter dan lebar 1 meter. Menurutnya, ibadah tersebut dilakukan sebagai satu upaya untuk bersunyi menjauhkan diri dari keramaian atau tafakur dengan tujuan untuk membersihkan hati dari sifat tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji. Selain itu, peserta juga akan mendapatkan tausiah (ceramah agama) setiap malam Jumat. \"Selama kegiatan suluk, peserta akan melakukan zikir didalam hati dalam sebuah kelambu yang telah kita siapkan. Mereka hanya akan berhenti saat hendak melaksanakan kebutuhan fisik, seperti makan, mandi dan salat berjamaah. Dalam sehari, setidaknya mereka akan meluangkan waktu selama 2 jam untuk melakukan kegiatan diluar kelambu,\" tambahnya. Masih dikatakan Herman, menyempurnakan ibadah yang dilakukan, pihaknya juga memberikan larangan kepada para peserta untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak, seperti daging, ikan dan telur. \"Ketika memulai kegiatan suluk, peserta tidak disarankan untuk mengkonsumsi segala hal yang mampu membangkitkan birahi selama 20 hari. Mereka baru bisa mengkonsumsi makanan tersebut pada tanggal 30 Syawal, 20 Dzulkaidah dan 10 Dzuhijjah, itupun hanya dalam kurun waktu sekitar 8 jam. Selain itu, mereka hanya diperkenankan mengkonsumsi sayuran,\" tambahnya. Diakuinya, aktivitas suluk sudah di Desa Taba Teret sudah berlangsung lama, yakni sejak tahun 1917 sampai saat ini. Selama pelaksanaanya, para guru yang diketuai oleh Mursyid tidak pernah melakukan pemaksaan kepada peserta. \"Semua umat muslim bisa mengikutinya. Kita juga tidak memaksa dan meminta bayaran,\" demikian Herman. Dipantau Polisi Mengetahui kegiatan ini, beberapa personel kepolisian yang dipimpin langsung oleh Kapolres Bengkulu Utara (BU) AKBP Andhika Vishnu SIK melalui Kapolsek Taba Penanjung AKP Kusman Jaya SIK langsung melakukan pemantauan ke lokasi, kemarin. Meski tak menempatkan personel di lokasi tersebut, Kapolsek mengaku akan melakukan pemantauan secara intensif di lokasi. \"Sesuai dengan instruksi Pak Kapolres, kami diminta untuk terus melakukan pemantauan di lokasi suluk ini,\" terang Kapolsek. Manghindari adanya peserta yang sakit saat beribadah, mantan Kanit Gakkum Ditlantas Polda ini mengaku telah menyurati Pemkab Benteng agar dibentuknya pos medis di sekitar lokasi suluk itu. \"Kami sudah melayangkan surat kepada bupati agar segera mendirikan pos kecil yang berisikan tenaga medis. Kita harap pelaksanaan suluk berlangsung lancar,\" pungkas Kapolsek.(135)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: