10 Hektar Sawah Gagal Panen

10 Hektar Sawah Gagal Panen

\"Ary,

CURUP, BE - Sejumlah petani sawah di kawasan Kelurahan Talang Benih pada musim panen kali harus gigit jari. Pasalnya sejumlah petani dengan luasan lahan mencapai 10 hektar mengalami gagal panen, akibatnya petani mengalami kerugian hingga puluhan juta.

Berdasarkan pantauan Bengkulu Ekspress di kawasan persawahan yang menjadi sentra padi unggulan di Rejang Lebong tersebut. Gagal panen tersebut disebabkan oleh penyakit tungro atau masyarakat lokal biasa menyebutnya dengan penyakit mentek. Akibat penyakit ini, buah tanaman padi menjadi kosong dan daunnya berwarna merah.

\"Penyakit ini akan mulai terlihat saat buah padi baru mulai muncul,\" ungkap Minarti (40) salah seorang petani di kawasan Kelurahan Talang Benih Kecamatan Curup.

Akibat kejadian tersebut, menurut Minarti ia bersama sejumlah petani lainnya yang ada di kawasan tersebut mengalami kerugian. Karena menurutnya dari satu petak sawah yang ia tanami padi yang biasanya setiap panen menghasilkan gabah sebanyak 7 karung saat ini tinggal 2 karung saja.

\"Boro-boro kita mau untung mas, buntung iya karena gak balik modal dengan hasil panen yang ada saat ini,\" ungkap Minarti.

Sementara itu, Mutohar (45) petani lainnya mengaku ia bersama sejumlah petani lainnya dikawasan tersebut tidak mengetahui pasti penyebab dari penyakit Tungro tersebut. Meskipun ia mengakui setiap tahun penyakit tersebut pasti menyerang tanamana padi warga, namun tidak separah yang terjadi saat ini.

\"Setiap tahun ada, tapi tidak separah tahun ini, kalau biasanya hanya kena sedikit saja,\" aku Muntohar yang menanam padi jenis Ci Geulis.

Untuk hasil panen yang ia dapat, dari 1/4 hektar lahan yang ia garap yang biasanya menghasilkan gabah sebanyak 56 kaleng saat ini tinggal 12 kaleng lagi. Meskipun mengalami penurunan yang drastis, namun Muntohar mengaku masih bisa dibilang beruntung dibandingkan dengan petani lainnya. Karena menurutnya ada petani yang tidak sama sekali memanen padinya karena terserang penyakit Tungro.

\"punya pak Suhri yang paling parah, daari 2 hektar lahan yang ia tanami semuanya rusak sehingga tidak ada yang bisa dipanen,\" paparnya.

Terkait dengan tenaga penyuluh pertanian, baik Muntohar maupun Minarti mengaku belum ada satupun petugas dari Dinas Pertanian yang turun. Padahal menurutnya mereka sangat membutuhkan tenaga penyuluh untuk menyari akar permasalah dan mencegah dari masalah pertanian yang kerap mereka hadapi.

\"Mereka (petugas pertanian) turun kalo hasil kita bagus, mereka turun bersama-sama, tapi kalau lagi ada masalah seperti ini mereka diam saja,\" aku Muntohar.

Selain dikawasan Talang Benih, Muntohor juga mengakui bahwa penyakit Tungro juga saat ini juga terjadi diarea persawahan yang ada di Desa Rimbo Recap Kecamatan Curup Selatan.

Disisi lain, terkait dengan gagal panen yang dialami sejumlah petani di Kelurahan Talang Benih, Anggota DPRD Rejang Lebong, Wahono SP mempertanyakan anggaran dana Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang hampir setiap tahun dianggarkan pada Dinas Pertanian Kabupaten Rejang Lebong. Karena menurut Wahono dana tersebut digunakan untuk pemberantasan hama penyakit yang menimpa para petani.

\"Anggarannya memang ada, meskipun jumlahnya sedikit, seharusnya ada bentuk kegiatan dari dana tersebut seperti untuk penanganan penyakit tungro di Talang Benih,\" ungkap Wahono.

Terlebih lagi, menurut pria yang menjabat sebagai Ketua Komisi II DPRD Rejang Lebong tersebut kejadian yang menimpa petani padi di Kelurahan Talang Benih dan derah lainnya di Rejang Lebong tersebut merupakan kejadian tahunan. Sehingga seharusnya sudah ada langkah pencegahan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Rejang Lebong.

\"Inikan penyakit tahunan terjadi pada petani padi dan sifatnya menyeluruh, mungkin anggaran itu cocok untuk dilakukan pemberantasan melalui anggaran yang ada di dinas pertanian itu,\" tambah politisi Golkar tersebut.(251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: