Wartawan Datang Bukan untuk Merecoki
BENGKULU, BE - Sekretaris Jendral Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Hendri CH Bangun, menyatakan, kehadiran wartawan sebenarnya bukan untuk merecoki narasumber.
Namun sayangnya, seringkali wartawan tidak diterima dengan baik oleh narasumber, karena masih banyak ditemukan oknum wartawan yang merangkap sebagai lembaga sosial masyarakat (LSM) untuk menakut-nakuti narasumber. Sehingga narasumber selalu merasa kehadiran wartawan dianggap merecoki.
\"Di daerah lain saya banyak mendapatkan itu. Bila di Bengkulu juga menemukan hal serupa, saya minta PWI dapat mendampingi polisi untuk memproses secara hukum. Karena, hal itu sudah masuk dalam perbuatan kriminal yang mengatasnamakan insan pers,\" ujar Hendri dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-70 di Balai Raya Semarak Bengkulu, Jumat (29/4).
Lanjutnya, insan pers juga harus dirasakan kehadirannya dalam mencari informasi berita kepada narasumber. Dengan itu, diharapkan mampu untuk saling bekerjasama demi kepentingan publik. Karena dalam memperoleh keterbukaan informasi, secara teori kemerdekaan wartawan telah diatur dalam UU Nomor 40 tahun 1990 tentang pers.
\"Kehadiran wartawan itu bukan untuk merecoki, tapi bagamana kehadirannya dapat diterima dengan baik,\" terangnya.
Dalam syukuran HPN itu, wartawan se-Provinsi Bengkulu juga melakukan deklarasi tolak korupsi dan narkoba. Hal itu mengikat bahwa korupsi dan narkoba merupakan virus mematikan bagi cita-cita kesejahtraan masyarakat Indonesia.
Untuk itu, PWI pusat sangat mengapresisasi langkah wartawan Bengkulu dalam pernyataan sikap tersebut. \"Bagi kawan-kawan wartawan ini baru pertama kali dilakukan, tentunya langkah ini sangat baik sekali,\" ungkap Hendri. Sementara itu, Ketua PWI Provinsi Bengkulu, Zacky Antony SH MH, menyampaikan, deklarasi itu merupakan wujud dukungan kepada pemerintah untuk memberantas korupsi dan peredaran narkoba. Perbuatan yang dapat merusak moral bangsa ini dapat diberantas hingga sampai keakar-akarnya.
\"Untuk itu kami nyatakan menolak segala bentuk korupsi dan menolak peredaran narkoba, serta mendukung penuh pemerintahan dan kepolisian untuk memberantas jaringan peredaran narkoba hingga keakar-akarnya,\" ujar Zacky.
Ketua PWI ini juga mengatakan, kemerdekaan pers harus tetap ditegakkan, karena UU Pers sendiri telah diatur secara istimewa oleh negara. UU tersebut tidak dapat diubah melalui Perpes maupun Perda, jadi patut disyukuri.
\"Aturan ini juga menjadi nilai syukur kita sebagai insan pers,\" katanya.
Bukan hanya itu, nilai syukur juga harus dilekatkan pada nilai sejarah wartawan. Dimana pencipta lagu Indonesia Raya, WR Soepratman selain menjadi aktivis pergerakan, pahlawan ini juga pernah menjadi seorang wartawan. Begitupun dengan pahlawan nasional Adam Malik juga diawali sebagai wartawan dan tokoh pergerakan kebangsaan.
\"Ini nilai sejarah, bahkan presiden pertama kita Soekarno juga pernah menulis berita di Bengkulu untuk disampikan ke Jakarta. Untuk itu jangan pernah untuk melapakan sejarah wartawan,\" bebernya.
Sebab itu, Zacky berharap insan pers dapat terus mendukung kemajuan suatu daerah. Guna mendukung kemajuan daerah, wartawan juga harus terus meningkatkan kualitasnya. \"Profesionalme wartawan juga harus terus kita tingkatkan, sehingga mampu untuk memberikan informasi untuk kecerdasan publik,\" harap Zacky.
Disisi lain, Gubernur Bengkulu, Dr H Ridwan Mukti MH mengapresiasi deklarasi tolak korupsi dan narkoba yang dinyatakan wartawan Bengkulu. Deklarasi tersebut diharapkan mampu mengubah Provinsi Bengkulu dikemudian hari menjadi lebih baik.
\"Ini menjadi barokah untuk kita bersama. Ketika 2 hal ini kita lakukan bersama-sama, maka Bengkulu akan mampu untuk mengejar ketertinggalan selama ini,\" ujar RM.
Ia juga mengatakan, wartawan juga menjadi cerminan kemajuan suatu daerah. Ia meminta semua pejabat tidak boleh menutup informasi demi kepentingan publik. \"Narasumber wajib memberikan informasi kepada pers, sehingga apa yang mampu untuk diberikan tersebut dapat berujung pada kesejahteraan masyarakat Bengkulu,\" ungapnya.
Bukan hanya itu, Gubernur juga meminta HPN dapat kembali diselenggarakan di Provinsi Bengkulu. Dengan penyelenggarakan itu, mampu untuk mendongkrak ekonomi Bengkulu melalui wisata.
\"Kalau bisa kita adakan lagi di Bengkulu. Tapi kita akan diap-siap dulu untuk memberbaiki infrastrukturnya. Sehingga tamu yang datang dari penjuru Indonesia mendapatkan pelayanan dengan baik di Bengkulu,\" tutupnya.
Dalam kegiatan itu, PWI juga memberikan santunan kepada panti asuhan yang berada di Kota Bengkulu, serta memberikan beasiswa kepada pelajar kurang mampu. Selain itu pemotongan tumpeng sebagai peringatan HPN ke-70.
Agenda penting para jurnalis, juga dihadiri mantan Ketua PWI Provinsi Bengkulu Sukatno MSi; Ketua KPU Provinsi Bengkulu, Irwan Saputra SAg; Rektor Unib, Dr Ridwan Nurazi SE MS; pimpinan media se-Provinsi Bengkulu, perwakilan FKPD se-Provinsi Bengkulu dan seluruh wartawan se-Provinsi Bengkulu ini.(151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: