Warga Kembangkan Ubi Kayu

Warga Kembangkan Ubi Kayu

PASAR PEDATI, BE - Memanfaatkan lahan pekarangan yang kosong, warga Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) terus mengembangkan potensi ubi kayu. Selain dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi, tanaman jenis umbi-umbian ini juga mampu menambah penghasilan. Tusino (35), warga Desa Pasar Pedati mengaku, pengembangan ubi kayu ini sudah mulai digeluti warga di desanya sejak 2010 lalu yang berawal dari penyuluhan dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (Distanbunak) Kabupaten Bengkulu Tengah. Setelah itu,  pengembangan tanaman ubi kayu tersebut terus dilakukan hingga saat ini. \"Ubi kayu ini banyak manfaatnya, selain untuk dimakan sendiri, juga bisa dijual. Sehingga sudah banyak warga yang ikut menanamnya,\" ,\" ungka Tusino. Untuk memasarkannya pun tidak terlalu sulit, karena pembeli langsung mendatangi lokasi penamanan, bukan warga yang membawasnya ke pasar atau ke Kota Bengkulu. \"Kami tidak kesulitan untuk menjual ubi kayu saat panen. Bahkan sebelum masa panen tiba, para pembeli sudah ada yang datang. Biasanya mereka membeli ubi di sini untuk diolah menjadi kripik, tapai maupun opak,\" terangnya. Ditanya mengenai hasil yang diperoleh warga, Tusino mengaku dalam satu patok yang berukuran 15 meter persegi, biasanya ditawar oleh pembeli Rp 400 hingga Rp 500 ribu. Agar mendapatkan ubi yang banyak, petani tidak sembarangan dalam memilih benih ubi kayu. Salah satu yang menjadi unggulan para petani saat ini adalah ubi kayu melati yang memang memiliki kualitas yang berbeda dengan ubi kayu lainnya. Ubi Kayu melati ini memiliki banyak kelebihan, seperti rasanya yang lebih gurih, tidak memerlukan waktu yang lama untuk bisa dipanen, dan tidak membutuhkan perawatan yang sulit. \"Dalam kurun waktu 7 bulan sudah bisa dipanen. Perawatannya  juga tidak sulit, petani hanya cukup memberikan pupuk jenis urea dan SP36,\" demikian Tusino.(135)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: