Harga Premium dan Solar Turun

Harga Premium dan Solar Turun

\"bbm-subsidi\"

BENGKULU, BE - Tidak hanya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi saja yang diturunkan dari harga sebelumnya, BBM subsidi jenis premium dan solar pun ikut diturunkan seiring dengan kian anjloknya harga minyak dunia.

Seperti yang diumumkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, kemarin (30/3), harga premiun menjadi Rp 6.450 per liter atau turun Rp 500 dari harga sebelumnya Rp 6.950. Penurunan yang sama juga terjadi pada solar dengan harga baru Rp 5.150 per liter, sebelumnya Rp 5.650.

Hanya saja harga baru premium dan solar ini mulai berlaku 1 April besok, sedangkan harga baru eceran BBM nonsubsidi langsung diberlakukan kemarin (30/3), dengan penurunan rata-rata Rp 200 per liter.

Menyikapi penurunan ini, Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Sujono SP MSi meminta Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk menstabilkan harga, khususnya sembilan bahan pokok (Sembako) yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari.

\"Kalau harga BBM turun tidak diikuti oleh harga sembako dan kebutuhan lainnya, maka penurun BBM tidak akan ada artinya bagi masyarakat. Sebab, masyarakat khususnya kalangan bawah tidak banyak menggunakan BBM, yang mereka butuhkan adalah Sembako,\" ungkap Sujono.

Ketua DPW PKS Provinsi Bengkulu ini menilai, sudah sewajarnya harga-harga kebutuhan lainnya ikut turun, karena yang turun bukan hanya harga BBM subsidi, tapi juga nonsubsidi. Dengan turunnya harga BBM tersebut, biaya operasional juga dipastikan menurun.

\"Selain menurunkan harga Sembako, kita juga minta pemerintah menurunkan harga pupuk, racun dan kebutuhan petani lainnya. Sebab, jika yang diturunkan hanya Sembako, dikhawatirkan petani akan merugi,\" ujarnya.

Di sisi lain, Sujono juga meminta Pemerintah Provinsi Bengkulu berkoordinasi dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk menurunkan ongkos angkutan umum, baik antar kabupaten/kota maupun antar provinsi. Karena salah satu pemicu sulit diturunkannya harga Sembako adalah ongkos angkutan masih tinggi.

\"Kalau ongkos angkutan umum, baik orang maupun barang tidak diturunkan, saya kira akan jadi masalah juga bila pemerintah hanya menurunkan harga sembako dan barang-barang lainnya,\" ungkap mantan anggota DPRD Kota Bengkulu ini.

Tidak hanya ongkos angkutan antar kabupaten/kota, ongkos angkutan dalam kota juga mestinya ikut diturunkan oleh pemprov dengan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota.

\"Khusus ongkos angkutan kota, sepengetahuan saya dulu dinaikkan karena BBM naik. Nah, sekarang BBM turun, maka ini kewenangan Pemerintah Kota Bengkulu untuk ikut menurunkannya. Jika ongkos turun, maka masyarakat kalangan bawah dapat merasakan dampaknya, termasuk para mahasiswa dan pelajar yang menggunakan angkot sebagai transportasinya,\" demikian Sujono. Senada disampaikan Anggota Fraksi Kebangkitan Nurani, Siption Muhadi SAg. Ia mengaku sangat mendukung kebijakan presiden atas turunnya harga BBM tersebut, namun harus diikuti juga dengan penurunan ongkos transportasi baik kendaraan Angkot, Angdes, angkutan yang di kelola travel, baik antar kabupaten/kota maupun antar provinsi.

\"Diharapkan Dinas Perhubungan provinsi, kota atau kabupaten secepatnya menetapkan tarif transfortasi ini. Karena penurun harga BBM ini harus diimbangi dengan ikut turunnya ongkos dan harga kebutuhan lainnya,\" ungkap Siption. (400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: