Puluhan Hektare Sawah Diserbu Ulat
TALANG EMPAT, BE - Pasca diterpa banjir yang membuat hamparan sawah petani di Kecamatan Talang Empat, Bengkulu Tengah (Benteng) terendam, tantangan kembali dihadapi para petani sawah. Serbuan ulat dengan jumlah yang semakin banyak kembali meneror puluhan hektare sawah petani di daerah itu. \"Hama ulat ini memang sudah ada sebelum sawah kami kebanjiran pada Selasa (22/3). Akan tetapi, akibat tergenang oleh air, populasi (jumlah) tampaknya semakin banyak,\" ungkap Sartini (40), salah satu petani sawah desa Taba Tarunjam, Kecamatan Talang Empat. Dijelaskan Sartini, ulat tersebut menjadi salah satu ancaman serius bagi petani, terutama menjelang panen seperti yang sedang terjadi saat ini. Jika tak segera ditanggapi, serangan ulat yang berwarna hijai dan berukuran panjang mencapai 10 cm tersebut secara perlahan akan memakan bulir padi. Mencegah ulat semakin banyak, tak sedikit petani yang mencari ulat tersebut diantara bulir dan batang padi dan membuangnya. \"Dalam satu rumpun padi, bisa terdapat 2-3 ulat, ini tentu saja bisa membuat hasil panen kami menurun. Biasanya ulat akan melancarkan aksinya memakan bulir padai saat malam hari dan bersembunyi diantara rumpun padi pada siang harinya,\" tambahnya. Meski sudah sering menyerang hamparan sawah, hingga saat ini belum ada tindakan dari pemerintah daerah (Pemda) melalui Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan (Distanak) Kabupaten Benteng. Baik itu melakukan sosialisasi pembasmian hama, maupun pemberian bantuan berupa racun yang mampu membrantas hean bertubuh lunak tersebut. \"Sebelumnya memang ada seseorang yang melakukan survei dan mendatangi sawah kami. Mereka memang mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai hama dan tantangan yang sering kami hadapi. Akan tetapi, hingga saat ini kami tak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, terutama untuk membeli racun pembasmi ulat atau hama lainnya,\" ungkap Sarbini. Tak berdiam diri menunggu bantuan pemerintah, para petani tetap berupaya mencari solusi untuk meningkatkan hasil panen mereka. Meski dengan hasil yang tidak maksimal, petani tetap berupaya semaksimal mungkin agar hama tak sampai menggagalkan jadwal panen. \"Serangan hama ini memang selalu ada setiap masa tanam hingga masa panen. Memang sih tak sampai membuat gagal panen, akan tetapi hasil panen kami tidak maksimal. Kami harap pemerintah bisa membantu kami, sehingga setiap hama bisa kami tanggulangi dan menjadikan hasil panen lebih maksimal dengan kualitas beras yang baik,\" pintanya.(135)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: