Ketika Pendaki Tak Mencintai Gunung Kaba
Sampah Berserakan, Tulisan dimana-mana
Gunung Api Kaba yang memiliki ketinggian 1.938 meter diatas permukaan laut (Mdpl) menjadi salah satu destinasi wisata bagi penikmat keindahan alam. Gunung yang lebih dikenal dengan sebutan Bukit Kaba ini selalu ramai dikunjungi saat akhir pekan atau saat libur nasional. Hanya saja dari ratusan pendaki yang mendaki Bukit Kaba setiap minggu, tidak semua merupakan pencinta Gunung Kaba. Hal ini terlihat dari banyaknya sampah di Puncak Gunung Kaba. ARI APRIKO, Selupu Rejang
TUMPUKAN sampah terlihat mulai dari jalur pendakian hingga kawasan puncak gunung. Namun, sampah paling banyak ditemukan di kawasan puncak, terutama diarea perkemahan pendaki yang sering disebut kubah. Sampah banyak ditemukan mulai dari kubah 1 yaitu kawasan perkemahan keluar dari jalur pendakian melalui rimba. Tak ubahnya dikubah 1, di kubah 2 atau eks kawasan parkir kendaraan juga dipenuhi dengan sampah plastik sisa-sisa para pendaki. Selain di kawasan kubah, sepanjang jalan menuju puncak bukit kaba juga dipenuhi sampah dikanan kiri yang didominasi oleh sampah plastik baik sisa makanan maupun sisa minuman.
\"Sayang sekali perhatian pengunjung kurang akan kebersihan sampah, sehingga tempat ini yang seharusnya bersih menjadi kotor oleh sampah,\" keluh Nur Muhammad salah satu pendaki Gunung Kaba.
Dalam upaya penanganan sampah ini, komunitas dari Forum Sapu Hijau sering beberapa kali melakukan pengangkatan sampah dari gunung api kaba. Namun upaya kebersihan yang dilakukan tersebut belum membuat Gunung Kaba menjadi bersih, karena kesadaran dari pengunjung sendiri yang masih kurang, yang masih meninggalkan sampah. Padahal setiap orang mengetahui beberapa prinsip dalam petualangan diantaranya, jangan mengambil sesuatu kecuali foto, jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak dan jangan bunuh sesuatu kecuali waktu.
\"Kita akui,pengunjung Gunung Kaba bukan hanya kawan-kawan pencinta alam saja, namun juga dari masyarakat umum,\" ungkap ketua Forum Sapu Hijau, Arnaldodau.
Menurut, Arnaldodau sebagian besar pengunjung dari masyarakat umum ini yang kurang sadar akan kelestarian lingkungan sehingga meninggalkan sampah atau membuang sampah sembarangan di Gunung Kaba. Untuk volume sampah sendiri, ia mengaku cukup banyak setiap mereka melakukan aksi bersih-bersih. Dimana setidaknya 10 hingga 15 karung sampah mereka turunkan dari Gunung Kaba setiap kali melakukan aksi bersih. Terakhir kali mereka melakukan bersih-bersih yaitu pada 21 Februari lalu, dimana mereka berhasil membawa turun sebanyak 23 karung sampah.
\"Untuk mengatasi masalah sampah ini, kita sudah meminta kepada Pokdarwis (Kelompok sadar wisata) yang mengelola Gunung Kaba untuk memperketat regulasi bagi para pendaki, salah satuny dengan mencata barang bawaan pendaki, dan saat turun harus dibawa kembali,\" jelas Arnaldodau.
Sementara itu, saat dikonfirmasi terkait dengan pengetatat aturan bagi para pengunjung terutama terkait sampah. Ketua Pokdarwis Bukit Kaba Desa Sumber Urip, Sigit mengaku saat ini pihaknya sudah mulai melakukan penerapan terkait dengan data barang-barang yang dibawa para pendaki. Hanya saja, penerapan tersebut belum berjalan dengan maksimal, salah satunya masih adanya anggota Pokdarwis yang masih canggung untuk memeriksa barang bawaan para pendaki.
\"Saat ini sedang dalam proses sosialisasi, namun kedepannya secara bertahap aturan yang terakit dengan pemeriksaan barang pendaki untuk mengantisipasi sampah akan kita terapkan,\" jelas Sigit. Untuk memberikan efek jera kepada para pendaki yang masih sembarangan membuang sampah. Sigit mengaku pihaknya akan menyiapkan sejumalah sanksi, dari rancanngan yang mereka siapkan sanksi yang akan diberikan baik diminta kembali untuk mengambil sampah yang ditinggalkan hingga denda dengan uang dengan nominal tertentu.
\"Dengan adanya pengetatan ini, kita berharpa kedepannya tidak ada lagi pendaki yang membuang sampah sembarangan sehingga Gunung Kaba akan menjadi bersih,\" demkian Sigit.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: