Pondok Mesum Kian Menjamur

Pondok Mesum Kian Menjamur

\"DENDIBENGKULU, BE - Pondok-pondok tertutup yang diduga dijadikan tempat mesum semakin menjamur di sepanjang Pantai Panjang Kota Bengkulu, tepatnya di kawasan Pasir Putih hingga depan Cafe Arwana. Pondok-pondok tertutup tersebut tampak berjejer di bibir pantai. Pemerintah Provinsi Bengkulu sendiri sudah menyerahkan pembongkaran pondok-pondok tertutup ini  kepada Pemerintah Kota Bengkulu. Sebab, Pantai Panjang yang merupakan wisata andalan warga Provinsi Bengkulu ini dikelola oleh Pemerintah Kota Bengkulu, bukan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Namun kenyatannya, hingga kemarin, Pemkot pun belum beraksi.   Menariknya, beberapa pemilik pondok yang juga pedagang di kawasan pantai tersebut mengaku sengaja membuat pondokannya tertutup, karena pengunjungnya lebih ramai dibandingkan pondokan terbuka. \"Awalnya semua terbuka dan hanya didinding setinggi setengah meter,\" kata salah seorang pemilik pondok, Firman. Ia mengaku mendinding semua isi pondokannya karena mengikuti pedagang disebelahnya. Kala itu pondokannya sepi pengunjung dan secara otomatis juga mengurangi pendapatannya. Sedangkan pondokan tetangganya selalu ramai, apalagi di sore hari menjelang terbenamnya matahari. \"Saya ikut-ikutan saja. Daripada dagangan saya tidak laku, ya saya buat dinding akhirnya banyak yang datang dan memesan makanan,\" kata pedagang yang menjual bakso, mie pangsit, kelapa muda dan serba-serbi minuman botolan ini. Menurutnya, ia sama sekali tidak mempermasalahkan siapa pengunjung dan apa statusnya, asal orang tersebut berbelanja di warungnya. Bagi yang tidak berbelanja tidak dibolehkan bersantai di dalam pondok. \"Pengunjung tidak terlalu saya perhatikan, memang sebagian besar anak muda berpasang-pasangan. Saya tidak tahu aktivitasnya, yang saya tahu mereka makan karena memesan makanan,\" akunya blak-blakan. Ditanya sikapnya jika pondok miliknya dibongkar oleh Sat Pol PP, Firman mengaku tidak mempersoalkannya, asalkan pembongkaran dilakukan secara adil dan menyeluruh. \"Kalau bisa jangan dibongkar, ini kan sumber pendapatan kami. Kalau pun harus dibongkar, bongkar semuanya, jangan cuma kami saja. Dan yang dibongkar itupun hanya dinding penutup yang sampai ke atapnya saja, selain itu kami tidak mau,\" ujarnya. Selain itu, Firman juga mengaku siap membongkar dinding pondoknya sendiri, asalkan ada peringatan dan hal yang sama juga dilakukan oleh pedagang lainnya. \"Kalau kompak, saya siap bongkar sendiri. Tapi kalau cuma saya yang bongkar, sedangkan yang lain masih seperti ini, ya saya tidak mau karena pendapatan dari jualan dipastikan akan menurun,\" elaknya. Sementara itu, salah seorang parkir keliling di kawasan Pantai Panjang, Sutrisno (40) mengaku malu melihat pondok-pondok tertutup tersebut, namun ia bersama rekannya yang memungut parkir tidak berani memberikan teguran, karena bukan kewenangannya. \"Kami hanya mungut uang parkir bagi pengunjung, tidak berani negur karena bukan tugas kami,\" ucapnya. Menurutnya, pemilik pondok tertutup itu bukan hanya 2 atau 3 orang pedagang, melainkan cukup banyak lebih dari 10 orang. Setiap pedagang hanya memiliki sekitar 6 buah pondok saja, karena luas lokasi untuk setiap pedagang sudah dibagi rata.  \"Jumlah detilnya saya kurang tahu, pokoknya banyak,\" tutupnya. (400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: