Pengerjaan Jalan Asal-asalan
BENGKULU, BE - Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, kemarin (31/7), melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah proyek perbaikan jalan di Kabupaten Seluma. Sidak yang dilakukan Wakil Ketua Komisi III, Helmi Paman SSos, Sekretaris Komisi III Jonaidi SP dan anggotanya, Soheri Ersuan SH serta H Edi Sunandar ini dimulai dari proyek perbaikan jalan provinsi di Desa Riak Siabun, Kungkai Baru dan Lawang Agung. Semuanya barada di Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma. Dalam Sidak itu, dewan mendapati pengerjaan jalan yang asal-asalan, teruma di Desa Kungkai Baru.
Anggota Komisi III, H Edi Sunandar pun sempat memarahi konsultan proyek yang dilaksanakan CV Meta Jaya dengan anggaran Rp 1,8 miliar itu. Pasalnya, jalan yang dibangun sama sekali tidak berkualitas, aspalnya sangat tipis saat dicongkel dengan bambu, aspalnya pecah dan muncul tumpukan koral atau batu pemadat jalan.
\"Jalan ini sama sekali tidak berkualitas, dicongkel sedikit saja sudah mengelupas, bagaimana nanti dilewati truk atau kendaraan besar dan berat. Kalau seperti ini kondisinya, saya pastikan dalam waktu 3 bulan semuanya sudah hancur,\" ujar Edi berang.
Petugas dari CV Meta Jaya dan konsultannya pun membela diri dengan mengatakan proyek tersebut belum selesai karena masih dilakukan pengaspalan satu kali lagi.
\"Kualitas jalannya diragukan, kita akan cek sampai nanti selesai. Tadi dikorek aspalnya juga sangat tipis bahkan hampir tidak melekat batunya dengan aspal. Namun karena belum selesai, ya kita beri waktu dulu untuk mereka memperbaikinya,\" sambung Sekretaris Komisi III, Jonaidi SP.
Sementara perbaikan jalan di Lawang Agung memang belum dilakukan pengaspalan. Pihak kontraktor hanya melakukan pemadatan jalan dengan mengguanakan koral pecah sehingga menimbulkan debu di musim kemarau seperti saat ini.
\"Di Desa Lawang Agung ini merupakan laporan masyarakat yang beberapa hari lalu ingin memblokir jalan ini karena debu sejak sebelum lebaran. Tadi pihak Dinas PU Provinsi Bengkulu memastikan paling lama dalam 3 hari ke depan penyiraman mulai rutin dilakukan sebanyak 3-4 kali sehari,\" imbuh Jonaidi.
Menurutnya, masyarakat sangat mengeluhkan kondisi tersebut apalagi pagi saat anak-anak berangkat ke sekolah. Selain berimbas pada kesehatan, debu-debu itu juga mengancam tanaman masyarakat yang ada di pekarangan rumahnya, karena ditutupi debu tebal.
\"Kita akan pantau terus, jika tidak disiram sesuai keinginan masyarakat, kita akan panggil kontraktornya,\" tegas anggota dewan Dapil Seluma ini.
Setelah mengecek proses pembangunan tersebut, Sidak dilanjutkan ke Rawa Indah Kecamatan Ilir Talo. Di kecamatan ini mereka melihat proyek pengoralan jalan sepanjang 6 Km, dan pembangunan selter tsunami yang telah menghabiskan anggaran Rp 14,7 miliar.
\"Jalan di Rawa Indah ini sangat buruk sekali karena belum pernah tersentuh pembangunan dari Pemerintah Provinsi Bengkulu. Alhamdulillah tahun ini dapat. Kita juga melihat selter tsunami. Itu dananya dari APBN,\" jelasnya.
Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas PU Provinsi Bengkulu, Syamsul Bahri SE ST yang ikut dalam Sidak itu siap untuk melakukan pengawasan terhadap pengerjaan semua proyek dibawah yang dilakukan Bina Marga Provinsi Bengkulu.
\"Kalau masih ada yang kurang nanti akan kami sampaikan kepada kontraktornya, kalau sekarang memang belum kami lakukan karena waktu pengerjaan proyek ini masih ada sekitar 3 bulan lagi. Karena rata-rata selesai atau waktunya habis pada November mendatang,\" terangnya.
Terkait proyek jalan yang asal jadi, Syamsul juga mengaku akan meminta kontraktornya melakukan perbaikan sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: