Bantuan Nelayan Digelapkan, Sidak Komisi I ke TPI Pondok Besi

Bantuan Nelayan Digelapkan, Sidak Komisi I ke TPI Pondok Besi

\"RIO-SIDAK

BENGKULU, BE - Geram lantaran mendapatkan laporan dari masyarakat mengenai adanya dugaan penggelapan bantuan dari pemerintah untuk nelayan, Komisi I DPRD Kota Bengkulu menggelar inspeksi mendadak (Sidak) ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pondok Besi, Selasa (3/3). Setelah melakukan pemeriksaan terhadap gudang penyimpanan bantuan tersebut, ternyata benar ditemukan banyaknya bantuan untuk nelayan dari pemerintah yang belum disalurkan. \"Awalnya ini berasal dari laporan masyarakat. Mereka mengatakan kepada kami bahwa terdapat bantuan dari pemerintah yang belum disalurkan kepada masyarakat. Ada yang disalurkan namun harus menggunakan uang tebusan. Makanya semua ini kami investigasi langsung dengan cara turun ke lapangan. Agar jelas dan tak ada yang ditutup-tutupi,\" kata Ketua Komisi I DPRD Kota Bengulu, Hj Maghdaliansi SH MH, usai Sidak. Menariknya, sempat terjadi insiden pembongkaran pintu gudang. Hal ini dilakukan setelah sejumlah dewan mendesak untuk melihat langsung bantuan-bantuan yang ada di dalam gudang berupa jaring, lancang dan fiber. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Bengkulu, Ir Masrizal, sempat dipanggil untuk merestui langsung pembongkaran gudang tersebut. \"Sudah kita buktikan sendiri, setelah membongkar paksa pintunya, ternyata memang cukup banyak barang-barang yang ada di gudang. Ini semua menjadi temuan berharga bagi kami. Ada banyak kejanggalan dan ketidaklaziman yang terjadi di sini. Semua fakta-fakta ini akan kami kumpulkan sebagai bahan untuk melakukan pemanggilan terhadap Dinas Kelautan dan Perikanan Kota. Semua ini akan kita tanyakan,\" ungkapnya. Senada diungkapkan Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota, Iswandi Ruslan SSos. Ia menegaskan, semua perkara penimbunan bantuan untuk nelayan ini akan diusut tuntas dan diselesaikan dengan bijak. \"Kami akan mengkoordinasikan masalah ini dengan semua nelayan yang layak mendapatkan bantuan. Memang seharusnya semua bantuan ini sudah dibagikan secara gratis kepada nelayan yang benar-benar hidup kekurangan,\" ucapnya. Kesaksian salah seorang nelayan setempat, Dani (45), bantuan berupa jaring, lancang dan fiber untuk nelayan miskin ini sudah lama mereka ketahui. Namun selama ini staf DKP Kota Bengkulu di TPI Pondok Besi terkesan menutup-nutupi bantuan ini. \"Sesekali kami pernah ke sini diminta membantu mengangkat barang-barang. Secara tidak sengaja kami melihat isi gudang ternyata banyak bantuan berupa alat tangkap. Padahal kata pengurusnya sudah tidak ada lagi. Yang ada katanya buat Enggano. Makanya kami protes dan menyampaikan ini kepada anggota dewan,\" ujarnya. Berdasarkan penulusuran yang dilakukan jurnalis, bantuan sempat disalurkan kepada beberapa nelayan. Hanya saja, setiap nelayan yang ingin mendapatkan bantuan alat tangkap tersebut harus membayarkan sejumlah uang berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu. Pengutuan liar ini diduga dilakukan oleh oknum staf DKP Kota Bengkulu yang bertugas menjaga TPI Pondok Besi berinisial Bu. \"Pada waktu pemberian bantuan awal yang dilakukan secara simbolis kita sudah mengumumkan di hadapan nelayan agar tidak ada pungutan dalam bentuk apapun. Karena semua ini gratis. Kalau memang ada pungutan, saya akan minta laporannya secara langsung dari nelayan. Tunjukan kepada kami siapa yang menerima dan yang memberikan,\" kata Kepala DKP Kota Bengkulu, Ir Masrizal. Berdasarkan laporan yang ia terima, lanjutnya, seluruh bantuan untuk nelayan di kawasan TPI Pondok Besi ini tuntas disalurkan. Hal ini dibuktikan dengan adanya berita acara baik untuk bantuan tahun 2012, 2013, maupun tahun 2014, yang tersimpang di kantornya. \"Yang tersisa di TPI Pondok Besi ini belum bisa kami jawab. Nanti akan kami periksa lagi. Karena laporannya semua bantuan untuk kawasan di sini sudah dibagikan. Kami tidak diperbolehkan untuk menyimpan bantuan. Tapi masalah pungutan liar ini pernah kami tanyakan kepada nelayan, dan tidak ada nelayan yang mau mengaku,\" demikian Masrizal. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: