Pemprov Tak Berdaya Dongkrak Harga Karet
BENGKULU, BE - Sejak bulan Juni lalu harga karet di Provinsi Bengkulu terus menurun. Dari harga Rp 12.000 per kilo gram (kg) di tingkat petani hingga harga terendah saat yang hanya Rp 5.000 per kg. Kondisi inipun menyulitkan petani karet, terlebih saat ini semua daerah di Provinsi Bengkulu dilanda hujan ditambah lagi dengan semua harga barang melonjak drastis pasca dinaikkannya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Presiden Joko Widodo. Pemerintah Provinsi Bengkulu sendiri tak berdaya untuk mendongkrak atau menaikkan harga karet tersebut, karena melemahnya harga karet bukan hanya terjadi di Provinsi Bengkulu, melainkan terjadi di seluruh Indonesia bahkan terjadi tren penurunan di tingkat dunia. \"Kita tidak bisa mengintervensi agar perusahaan pengolah karet menaikkan harga karet, karena sudah ada aturan tersendiri,\" kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan. Menurutnya, harga karet tersebut ditentukan oleh dunia, dan saat ini permintaan karet secara dunia memang mengalami penunurunan dibanding dengan penawaran. \"Hukum pasar akan berlaku ketika permintaan turun dan penawaran naik, maka harga akan turun. Dan itulah yang terjadi saat ini,\" ungkapnya. Menurutnya, untuk membantu petani agar tidak terlalu rugi dengan harga karet yang semakin anjlok tersebut, pemerintah daerah (Pemda) baik provinsi maupun kabupaten/kota hanya bisa menekan biaya produksi, seperti membangun jalan sentral tani agar petani mudah mengeluarkan karet hasil sadapannya. Sedangkan untuk ikut menentukan harga, Pemda sama sekali tidak berwenang. \"Selain membangun jalan sentral tani untuk menekan biaya produksi, yang bisa dilakukan pemerintah adalah memangkas jaringan pemasaran agar tidak terlalu panjang, misalnya dari petani mengepul langsung ke pabrik tanpa melewati tengkulak-tengkulak. \"Kalau melewati toke atau tengkulak, maka harga di tingkat petani lebih rendah lagi. Karena disetiap toke pasti ingin mendapatkan keuntungan dengan cara membeli lebih murah. Kalau sudah melewati 2 sampai 3 tengkulak, maka harga ditingkat petani dipastikan semakin kecil,\" terangnya. Terkait dengan harga tersebut, Ricky pun meminta masyarakat untuk dapat bersabar, karena harga dipastikan naik bila permintaan dunia juga sudah naik. Namun, bila permintaan masih stabil seperti sdaat ini, maka harga karet pun bertahan diangka Rp 5000 per kg. \"Sabar saja, suatu saat nanti pasti akan naik karena tidak mungkin sepanjang tahun permintaan terus menurun,\" tandasnya.(400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: