Kemenhub Rehab Fasilitas 58 Pelabuhan
Dari Orientasi Wartawan Maritim Indonesia (2-Habis) Pembanguan poros maritim nasional atau tol laut tidak hanya wacana. Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan telah menetapkan sejumlah program yang akan dilaksanakan 2015 mendatang. Salah satunya, Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan merehab fasilitas sedikitnya 58 pelabuhan. ======================= DENDI SUPRIADI, Bogor ======================= Seminar orientasi Wartawan Maritim yang digelar Forum Wartawan Maritim Indonesia bekerjasama dengan PT Pelabuhan Tanjung Priok di Cipayung Bogor, Selasa (16/12) kemarin, dimanfaatkan Direktorat Perhubungan Laut memaparkan sejumlah programnya dalam rangka mewujudkan pembangunan poros maritim nasional atau tol laut yang digagas Presiden Joko Widodo. Untuk 2015 mendatang, setidaknya Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Bidang Pelabuhan dan Pengerukan akan menyelesaikan pembangunan dan rehabn fasilitas pelabuhan di 58 lokasi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, Kemenhub juga akan melakukan pengembangan kapasitas fasilitas pelabuhan sesuai rencana induk pelabuhan, diantaranya untuk Pelabuhan Belawan Tanjung Priok dan Makasar New Port serta kegiatan pengerukan alur atau kolam di 14 lokasi. \"Dalam rangka menata pembangunan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia dan sebagai amanat Undang-undang nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagai regulator telah menetapkan sasaran dan fokus pengembangan pelabuhan Indonesia,\" kata Muhammad Thohir mewakili Menteri Perhubungan dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut. Saat ini Kemenhub sendiri sudah menyelesaikan beberapa capai di sub sektor transportasi laut, yakni telah menyelesaikan pembangunan fasilitas 280 pelabuhan dan diakhir 2014 ini direncanakan akan menyelesaikan pembangunan sebanyak 65 fasilitas pelabuhan lagi. Tidak hanya itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga merehabilitasi alur/kolam serta pengerukan alur/kolam di 69 pelabuhan. \"Untuk mendukung skenario pembangunan infrastruktur pelabunan kedepan, investasi adalah faktor penting yang mendukung pembangunan tersebut. Maka dari itu, Pemerintah mengundang peran swasta untuk berinvestasi melalui proses kerjasama pemerintah swasta (KPS) sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,\" ungkapnya. Pihaknya juga memperkirakan pada 2020 trafik peti kemas di Indonesia akan menjadi 2 kali lebih besar volumenya dibandingkan 2009 lalu, dan akan naik menjadi 2 kali lipat lagi pada 2030 mendatang. Untuk mengantisipasi lonjakan tersebut, maka diperlukan perluasan dan pembangunan terminal peti kemas baru disejumlah pelabuhan di Indonesia, termasuk Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. \"Trafik perkembangan curah cair dan curah kering sendiri diperkirakan naik 50 persen pada 2020 dan 50 persen lagi pada 2030, sehingga diperlukan kapasitas tambahan untuk terminal curah pada beberapa pelabuhan di Indonesia,\" bebernya. Pun begitu, pemerintah sendiri telah menyiapkan strategi dalam hal pembangunan transfortasi laut untuk mendukung peningkatan perekonomian nasional, yakni membangun hubungan internasional port dengan mengembangkan sistem transfortasi logistik yang efisien dan produktif guna pemerataan potensi muatan per wilayah secara nasional. \"Meningkatkan fasilitas pelabuhan dan penyelenggaraan angkuta laut, serta meningkatkan peran angkutan laut guna menghubungkan smeua daerah yang berkembang dengan daerah-daerah tertinggal merupakan salah satu cara untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan ekonomi,\" tutupnya.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: