Akses Jalan Pasar Panorama Sempit

Akses Jalan Pasar Panorama Sempit

\"RIO-POL BENGKULU, BE - Penertiban terhadap pedagang kaki lima (PKL) Pasar Tradisional Percontohan Panorama kembali dilakukan, Senin (15/12). Dalam penertiban ini, sejumlah dagangan dan lapak PKL diangkut. Sempat terjadi perlawan dari beberapa PKL. Namun karena anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bengkulu memiliki anggota lebih banyak dari PKL yang berjualan, perlawan para PKL tersebut dapat dihadapi dengan mudah. Salah satu PKL, Nirmala (34), mengungkapkan, setelah berjualan di dalam pasar, dagangannya makin sepi. Warga Kelurahan Lingkar Barat ini mengaku biasanya berjualan di luar pasar, ia bisa memperoleh sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu per hari. Namun sejak berjualan di dalam pasar, dagangannya yang laku dijual hanya sekitar Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu per hari. \"Cuma setengah saja dagangan saya laku sejak berjualan di dalam. Para pelanggan saya juga sudah banyak yang hilang. Mereka mengaku untuk masuk ke dalam pasar jalannya sempit, nggak nyaman. Apalagi di dalam pasar juga becek dan bau,\" katanya. Penjaja ayam potong ini mendesak agar pemerintah dapat melakukan pembenahan sesegera mungkin. Menurutnya, paling tidak pemerintah harus segera membuka akses jalan yang sempit agar bisa dengan mudah dilalui oleh para pembeli. Bila tidak, ia mengancam akan kembali menggelar lapaknya di badan jalan. \"Bagaimana saya bisa bayar kontrakan, sekolah anak dan kebutuhan keluarga saya kalau hasil dagangan saya sepi begini. Pemerintah jangan cuma sekadar menertibkan saja tanpa memikirkan nasib kami ini bagaimana ke depannya,\" paparnya. Sementara itu insiden mengharukan sempat mewarnai penertiban yang dilakukan Satpol PP. Nurmaeda (45), salah seorang PKL yang dagangannya diangkut menangis histeris meminta agar Satpol PP mengembalikan gerobaknya yang diangkut. Sejak awal penertiban, dengan becucuran air mata, ia terus mengikuti truk Dalmas Satpol PP dengan harapan agar dagangannya bisa dikembalikan. \"Tolong lah pak, mending aku ditabrak mati saja daripada daganganku disita.  Aku ini janda anak 3. Daganganku itu sama gerobaknya Rp 800 ribu harganya. Kontrakan dirumahku belum dibayar.  Anak-anakku belum makan,\" ujar warga Kelurahan Panorama ini sembari terus menangis iba. Anggota Komisi III DPRD Kota Bengkulu, Minharsi\'i, mengecam pendekatan represif yang dilakukan Satpol PP Kota Bengkulu dalam melakukan penertiban. Ia yang yang hadir dalam penertiban tersebut mencegah Satpol PP bertindak kasar terhadap para PKL. Teguran yang ia layangkan kepada Satpol PP membuat Satpol PP sedikit melunak dalam melakukan penertiban. \"Bagaimana pun mereka itu berjualan di jalan untuk mencari nafkah, bukan berbuat kriminal. Sekalipun mereka melanggar, tapi menertibkan mereka harus juga dengan cara-cara yang manusiawi.  Saya sebagai anggota dewan merasa prihatin bila melihat penertiban itu dilakukan dengan cara yang beringas,\" ungkapnya. Sementara Kepala Satpol PP Kota Bengkulu, Jahin Liha Bustami SSos, melalui Kepala Bidang Ketertiban Umumnya, Suardi SH MH, mengatakan, penertiban ini merupakan lanjutan dari penertiban yang mereka lakukan sejak sepekan yang lalu. Ia menegaskan, pengawalan terhadap para PKL di ruas jalan sekitar pasar akan dilaksanakan setiap hari. \"Setiap hari akan kami kawal. Kami tidak mau lagi ada kucing-kucingan. Makanya semua yang dagangannya melanggar akan kami sita. Besok kalau memang masih ada akan kami kenakan Tipiring (tindak pidana ringan),\" ujarnya. Sementara Kepala Bidang Pasar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu, B Arasman SH, tak menampik sempitnya akses jalan masuk ke Pasar Tradisional Percontohan Panorama. Namun ia menegaskan, ia telah meminta kepada UPTD pasar tersebut untuk tidak lagi menjual akses jalan kepada para pedagang untuk berjualan. \"Kita sudah minta agar semua akses masuk dibersihkan dari pedagang dan jangan sampai di jual lagi. Memang ada masalah ketika dibersihkan total, terus mereka mau berdagang dimana.  Mungkin ada beberapa tempat seperti warung tuak akan kita bongkar dan diperuntukkan bagi pedagang yang memang membutuhkan lapak di dalam,\" demikian Arasman. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: