Persiapan Pemprov Hadapi MEA 2015, Pengrajin Lokal Dituntut Lebih Kreatif
BENGKULU, BE - Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan masuk ke Indonesia akhir 2015 mendatang, tidak hanya tenaga kerja yang dituntut memiliki keahlian khusus agar mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar Indonesia. Namun pengrajin atau home industri pun dituntut lebih kreatif mengolah pangan lokal menjadi menu keluarga yang tak kalah berkualitasnya dibandingkan dengan menu instan dengan berbagai merk. Badan Ketahan Pangan Provinsi Bengkulu sendiri sudah menggalakkan pengolahan pangan lokal ini sejak jauh-jauh hari, bahkan beberapa waktu lalu BKP melombakan pengolahan pangan lokal tersebut untuk menstimulan masyarakat, khususnya home industri. Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Bengkulu, Muslih Zaidin, pengolahan pangan lokal, seperti bahan baku dari tepung pisang, tepung ubi dan olahan pangan lokal lainnya tak kalah bagusnya dibandingkan dengan bahan baku impor yang beredar selama ini, seperti tepung terigu. Bahkan penggunaan bakan baku yang berasal dari pangan lokal dinilai lebih hemat, karena harganya relatif lebih rendah dan mudah didapat. \"Kita menggali kreativitas pengolahan pangan lokal. Ini bertujuan agar produk pangan lokal kita mampu bersaing dengan produk luar seperti kue-kue modern. Dengan pangan lokal ini juga bisa dibuat berbagai bentuk sesuai keinginan, seperti kue yang berbahan dari baku ganyong, tepung ubi, tepung pisang,\" ungkapnya. Diakuinya, akhir 2015 mendatang pasar bebas Asean sudah masuk ke Bengkulu. Karena itu perlu persiapan matang bagi pengrajin lokal agar tidak kalah bersaing. Salah satu yang perlu ditingkatkan adalah olahan pangan lokal menjadi berkualitas, baik rasa dan bentuknya, tapi harganya tetap merakyat. \"Sebenarnya produk olahan pangan lokal ini lebih murah, karena bahan bakunya mudah didapat terdapat di sekitar kita, misalnya ubi, pisang, singkong, lempeng, emping, dan lainnya. Sedangkan produk berbahan impor lebih mahal,\" imbuhnya. BKP sendiri akan terus menggalakkan masyarakat, khususnya para pengrajin pangan lokal untuk terus meningkatkan kemampuannya untuk mengolah pangan lokal tersebut menjadi lebih baik dan tidak monoton seperti selama ini. Sebab, jika pangan lokal tersebut tidak diolah dengan baik, maka pangan lokal tidak akan laku dipasaran karena kalah bersaing dengan pangan yang datang dari berbagai negara. \"Selama ini banyak hal yang sudah kita lakukan untuk meningkatkan kreativitas dan masyarakat dan pengrajin pangan lokal tersebut. Dan ini akan terus kita lakukan,\" ujarnya. Ia juga berharap masyarakat pengrajin tidak hanya menunggu pemerintah, melainkan harus ada kemauan sendiri untuk belajar mengolah pangan lokal tersebut menjadi berdaya tarik tinggi dan bernilai ekonomis. Selain itu, pihaknya juga menggalakkan kepada ibu-ibu rumah tangga untuk menyajikan menu keluarga yang berasal dari pangan lokal, seperti menu sarapan dibuat bubur dari tepung pisang atau singkong dan lainnya. Dengan membiasakan penyajian menu berbahan pangan lokal itu juga akan membuat ketergantungan terhadap pangan bahan inpor menjadi berkurang, sehingga secara langsung akan meningkatkan perekonomian masyarakat petani.(400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: