PKL Masih Semrawut di Jalan
BENGKULU, BE - Para pedagang Pasar Tradisional Percontohan Panorama mengesalkan belum adanya tindakan dari Pemerintah Kota untuk menertibkan para pedagang kaki lima (PKL) yang kerapkali memenuhi badan jalan di kawasan pasar tersebut. Padahal, Presiden RI Joko Widodo telah meminta baik kepada Pemerintah Kota untuk melakukan penertiban dan mengimbau kepada para pedagang untuk masuk ke dalam pasar agar Pemerintah Pusat dapat mengucurkan bantuan dana renovasi untuk pasar tersebut. \"Presiden kan sudah menyampaikan kepada walikota untuk melakukan penertiban. Kata presiden, semua pedagang harus berjualan di pasar, bukan di jalan. Lah, sekarang (kemarin, red) buktinya masih banyak yang jualan di luar pasar. Ini kok pemerintah diam saja,\" kata Heryanto (40), salah satu pedagang kepada BE, kemarin (30/11). Menurutnya, keadaan akan semakin parah pada hari Sabtu dan Minggu. Ia mengeluh, penuhnya jalan di kawasan Pasar Tradisional Percontohan Panorama dengan para PKL membuat dagangan para pedagang di dalam pasar menjadi sepi. \"Kalau ini dibiarkan terus, kami bisa merugi. Padahal kami dimintai retribusi lah, uang keamanan lah, uang kebersihan lah, uang listrik lah. Mau dibayar pakai apa kalau dagangan kami sepi,\" keluhnya. Senada disampaikan Itha Lianti (35), pedagang lainnya. Ia berharap, Pemerintah Kota tidak menarik biaya retribusi sementara waktu sebelum para pedagang yang berjualan di luar pasar dapat ditertibkan. \"Apalagi kata Pak Presiden setiap los dan kios pasar yang dibangun pakai dana APBN harus diberikan secara gratis. Sekarang kondisi dagangan kita sangat sepi, nggak ada lagi alokasi untuk bayar retribusi, apalagi masih banyak pedagang yang diluar,\" ucapnya. Sementara salah satu PKL di Jalan Kedondong, Yulianto (37), mengatakan, ia tak mempunyai banyak pilihan dan terpaksa berjualan di badan jalan. Ia merasa menjadi korban saat relokasi pedagang Pasar Subuh di Jalan KZ Abidin I yang dilakukan oleh Pemerintah Kota, tahun lalu. \"Kalau tidak dengan cara begini, mau bagaimana lagi menafkahi keluarga. Di dalam pasar kami tidak dapat tempat. Katanya sudah ada yang punya SBTHMnya,\" sampainya. Dikonfirmasi, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bengkulu, Jahin Liha Bustami SSos, melalui Kepala Bidang Ketertiban Umumnya, Suardi SH MH, mengatakan, mereka belum bisa melalukan penertiban di kawasan Pasar Tradisional Percontohan Panorama. Ia berdalih, kewenangan penertiban pasar menjadi tanggung jawab Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu. \"Kami bahkan belum tahu kalau presiden mau bantu renovasi pasar kita. Karena memang itu leading sektornya Disperindag. Arahan kepada kami juga belum ada. Jadi kami belum bisa melakukan penertiban,\" kata Suardi. Ia pun mengimbau kepada Disperindag Kota Bengkulu untuk berkirim surat agar mereka dapat melakukan penertiban. Sebagai Korps Penegak Perda, Satpol PP Kota Bengkulu siap bilamana ada permintaan dari Disperindag Kota untuk melakukan penertiban di kawasan pasar terluas di Bengkulu tersebut. \"Kami kan sifatnya hanya membantu. Kalau mereka minta pedagang diluar ditertibkan, silahkan layangkan suratnya kepada kami. Dulu kami rajin menertibkan karena untuk menegakkan wibawa Satpol PP. Sekarang harus seizin dan sesuai rekomendasi dari Disperindag,\" tutupnya. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: