Usulan Break Water Kandas

Usulan Break Water Kandas

\"breakwater\" BENGKULU, BE - Usulan para nelayan yang tergabung dalam Kerukunan Nelayanan Kelurahan Pasar Bengkulu dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Bengkulu agar Pemerintah Pusat membangun pengamanan gelombang atau break water, kandas. Ketua DPC HNSI Kota Bengkulu, Iswandi Ruslan SSos, mengatakan, pemerintah beralasan belum mempunyai anggaran untuk membangun break water tersebut. \"Break waternya memang belum bisa dibangun. Kalau pun dibangun, ada kemungkinan hanya akan bertahan 2 sampai 3 tahun sebelum akhirnya runtuh lagi. Dan berdasarkan haering dengan pihak kementerian kemarin, anggaran pusat masih cukup terbatas untuk membangun break water tersebut,\" kata Iswandi. Sementara waktu, lanjutnya, para nelayan diimbau untuk membangun pengamanan gelombang secara swadaya. Hal ini bisa dilakukan dengan mengangkat batu-batu yang ada ditepian kawasan Pantai Malabero ke tengah-tengah laut. \"Jadi warga akan diminta untuk kerja bakti dalam melakukan ini. Sembari menunggu pemerintah pusat mempunyai anggaran yang cukup untuk membangun break water tersebut,\" paparnya. Meski demikian, lanjutnya, pihaknya akan terus mendorong pembangunan break water tersebut. Khususnya di muara Sungai Bengkulu agar Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) di Kelurahan Pasar Bengkulu dapat dihidupkan kembali. \"Karena fungsinya yang vital. Para nelayan yang ingin bergantung di PPI Pasar Bengkulu ini cukup banyak yang tersebar di beberapa kelurahan seperti Beringin Raya, Kampung Bali, Tengah Padang, Kebun Ros, Pondok Besi, Malabero, Sumur Meleleh, Kebun Keling, Berkas dan Lempuing,\" ungkapnya. Namun ia berkomitmen akan memusyawarahkan kembali masalah ini dengan para nelayan dan warga Pasar Bengkulu. Pasalnya, sebagian warga Bengkulu dan juga warga dari kelurahannya ada yang memanfaatkan muara Sungai Bengkulu sebagai tempat untuk mencari nafkah terutama pengumpul limbah batu bara. \"Ya, tentunya kita akan duduk bersama untuk memecahkan masalah ini. Kita tetap akan menghidupkan PPI itu namun tidak dengan menekan para penambang di muara. Nanti kita bahas lagi bersama mereka agar ada solusi yang terbaik,\" paparnya. Sementara salah satu penambang, Irman (32), mengatakan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak bilamana Sungai Bengkulu akan dibangun break water. Ia mengakui, aktifitas penambangan di Sungai Bengkulu yang ia lakukan tanpa mendapatkan izin dari pemerintah. \"Tapi aktivitas batu bara ini kan juga sebagian besar dilakukan neyalan juga. Kecuali dalam keadaan hasil-hasil laut melimpah. Kalau memang mau dibangun break water, bagi kami tidak jadi masalah. Mungkin kami akan kembali berkebun atau ke laut sementara break waternya dibangun nanti,\" ujar warga Beringin Raya ini. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: