Stok Obat Dibatasi
BENGKULU, BE - Sejumlah warga mengeluhkan minimnya faslitas obat-obatan sejak diterapkannya program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Pasalnya, sejumlah warga mengaku susah untuk mendapatkan sarana obat-obatan tersebut di sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kota Bengkulu. Sebagaimana diungkapkan Adi Baskoro, warga Bentiring, sejak BPJS diterapkan mereka tidak dapat mendapatkan obat yang biasanya mereka peroleh ketika mengalami penyakit tertentu. Pengalaman ini sangat bertolak belakang dengan apa yang pernah terjadi ketika program Jamkesmas masih berjalan. \"Dulu saat program Jamkesmas obat gratis dan obat-obatnya cukup. Tapi sekarang bagi para peserta BPJS obat yang kami terima sering berbeda dengan apa yang kami makan dulu dan jumlahnya jauh berkurang,\" katanya. Senada disampaikan Valentina Edward, warga Rawa Makmur Permai. Namun ia tak mempersalahkan kurangnya sarana obat tersebut di Puskesmas. Namun ia khawatir warga miskin menjadi tidak dapat karenanya. \"Pemerintah harus lebih teliti lagi dalam mendata warga miskin. Sehingga meski stok obatnya kurang, tapi seluruh warga miskin yang membutuhkan obat harus mendapatkannya,\" ujarnya. Kepala UPTD Puskesmas Perawatan Ratu Agung, dr RA Yeni Warningsih, tidak menampik hal tersebut. Meski jumlah stok obat di instansinya berkurang, namun ia memastikan stok obat di Puskesmas Ratu Agung tidak pernah dalam keadaan kosong. \"Memang jumlah pasokan yang kami terima jauh berkurang jumlahnya sebelum BPJS diterapkan dengan setelah BPJS diterapkan,\" imbuhnya. Ia menjelaskan, pada saat masih dalam program Jamkesmas, pihaknya dapat mengambil seluruh jenis pasokan obat. Namun setelah penerapan BPJS, pihaknya harus lebih selektif dan cermat dalam memilih obat-obatan yang dibutuhkan. \"Kalau dulu biasanya kita minta stok lebih selalu dikasih, kalau sekarang stoknya dibatasi. Sehingga membuat kita harus lebih cermat lagi. Dan kebetulan kita berada di kawasan yang tingkat pendidikan masyarakatnya tinggi sehingga ketika kita berikan obat dari jenis lain tidak terlalu banyak yang protes,\" demikian Yeni. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: