Bengkulu Dijanjikan Fasilitas Bencana

Bengkulu Dijanjikan Fasilitas Bencana

Dari Peringatan PRB 2014 BENGKULU, BE - Sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan peringatan bulan Penanggulangan Risiko Bencana (PRB) 2014. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjanjikan fasilitas atau bantuan untuk pengurangi risiko bencana di Provinsi Bengkulu. Janji tersebut disampaikan langsung Kepala BNPB, Dr Syamsul Maarif MSi, kemarin. Hanya saja Syamsul mengaku, bantuan tersebut bukan langsung diberikan tahun ini, melainkan tahun 2015 mendatang, karena anggaran untuk tahun 2014 ini sudah disalurkan semuanya ke daerah yang memiliki indeks risiko bencana cukup tinggi. Dan Provinsi Bengkulu juga mendapatkan bantuan berupa pembangunan 2 unit shelter tsunami tersebut. \"Tahun ini kita membangun 10 shelter,  untuk Bengkulu sendiri dapat 2 unit yang dibangun di Teluk Sepang dan di Kabupaten Seluma,\" ungkapnya. Selain itu, Syamsul juga belum berani menyebutkan angka nominal bantuan penanggulangan risiko bencana untuk Provinsi Bengkulu 2015 mendatang. Ia berdalih belum mengetahui apakah pemerintahan Jokowi-JK akan menyetujui ulusan pihaknya atau tidak. \"Angkanya belum bisa saya sebutkan, karena kita tahu bahwa sebentar lagi presiden kita akan berganti. Kita tunggu saja seperti apa perkembangan berikutnya,\" kata Syamsul. Menurutnya, Ia mengungkapkan, bantuan yang akan diberikan BNPB tahun depan hanya bantuan stimulus untuk menunjang kinerja pelaku Penanggulangan Risiko Bencana di daerah dalam mengurangi dan risiko bencana. Syamsul juga menekankan, agar bantuan tersebut jangan sampai melemahkan daerah. “Kita memberikan bantuan bukan untuk membuat daerah menjadi lemah, daerah pun harus menambah kelengkapan penunjangnya. Jangan hanya bergantung pada bantuan pusat saja,” terangnya. Jenis bantuan yang dijanjikan itu berupa kendaraan operasional, perahu karet, water treatments, tenda dan lainnya. “Kita akan sesuaikan bantuan tersebut sesuai dengan kemampuan APBN kita. Karena bantuan itu juga kita sebarkan ke seluruh Indonesia agar semuanya bisa bekerja optimal dalam program PRB,\" bebernya. Syamsul menambahkan, berdasarkan indeks risiko bencana di Provinsi Bengkulu dan sesuai dengan kontur wilayah, Bengkulu berpotensi dilanda bencana seperti gempa dan tsunami, rawan longsor dikarenakan mayoritas wilayah di Bengkulu berada dengan kemiringan 60 derajat dan memiliki komposisi tanah yang gembur. “Untuk mencegah kemungkinan tanah longsor, masyarakat harus diberikan pengetahuan sejak awal. Seperti sebelum memasuki musim penghujan, sebaiknya masyarakat sudah dikerahkan untuk melakukan patrol di wilayah dataran tinggi sebuah wilayah. Apabila ada rekahan tanah, masyarakat harus segera menjahitnya dengan cara kembali menyatukan rekahan tanah tersebut agar tidak longsor pada saat terjadi hujan. Pemda pun seharusnya jangan lalai dalam menanggapi hal ini, belajarlah dari kejadian Situ Gintung yang memakan ratusan korban lantaran pemerintah lalai menanggapi kondisi,” paparnya. Disisi lain, Syamsul menyarankan agar pemerintah memberikan pengetahuan dini terkait bencana seperti longsor. “Walaupun Bengkulu di wilayah pesisir pantai, tapi pengetahuan untuk bencana di pegunungan juga harus diberikan kepada masyarakat. Seperti mengajak masyarakat untuk membudidayakan tanaman lamtoro guna menghindari longsor dan metode lainnya yang diperlukan,” tambahnya. Dibagian lain, Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah SAg MPd mengharapkan dukungan dan bantuan dari pemerintah pusat agar program untuk mengurangi risiko bencana terus berjalan. “Terima kasih atas dukungan peralatan dan anggaran dari BNPB untuk Provinsi Bengkulu. Kita berkomitmen untuk terus memelihara peralatan tersebut agar berdayaguna. Kedepan, kita juga berharap ada bantuan serupa dari pusat khususnya dalam mendukung RSMY menjadi RS evakuasi bencana. Karena rumah sakit  evakuasi bencana itu sudah dicanangkan sejak HPN bulan Februari lalu,\" ungkapnya.(400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: