Sumardi Rancang Gusur Pedagang

Sumardi Rancang  Gusur Pedagang

BENGKULU, BE - Setelah tertunda beberapa hari lalu, Penjabat Walikota Bengkulu Drs H Sumardi MM kembali berencana melakukan pemindahan ratusan pedagang Pasar Subuh ke Pasar Baru Koto II Kampung Cina.   Rencananya, pemindahan ini akan dilakukan setelah tanggal 22 Desember atau setelah Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwakot) hari ini. \"Tanggalnya belum tahu, tunggu saja yang jelas sesuai dengan komitmen awal, bahwa pedagang itu akan tetap dipindahkan ke Pasar Baru Koto II,\" kata Sumardi.

Ia mengungkapkan penundaan beberapa waktu lalu bukan berarti pemerintah kota takut dengan ancaman pedagang, melainkan hanya untuk menghindari berbagai tudingan miring menjelang Pilwakot putaran II ini. Untuk itu, pihaknya berkomitmen  untuk tetap memindahkan pedagang tersebut dalam rangka menata kota Bengkulu menjadi lebih baik, rapi dan bersih.

Senada juga disampaikan Asisten II Pemkot, Drs H Fachrudin Siregar MM, yang mengatakan beberapa tahapan sosialisasi pun terus dilakukan pihaknya dengan melibatkan Kepala UPTD Pasar Minggu.

\"Tujuan kita memindahkan pedagang itu untuk mengubah perwajahan kota menjadi lebih baik lagi, terlebih kawasan pertokoan Soeprapto dijadikan sebagai icon Provinsi Bengkulu,\" ujarnya.

Menurutnya, tidak ada jalan lain lagi selaian melakukan pemindahan pedagang tersebut, karena Peraturan Walikota (Perwal) yang membolehkan pedagang berjualan di ruas jalan KZ Abidin II tersebut telah dicabut oleh Penjabat Walikota Bengkulu.

\"Kalau masih juga bebas berjualan tanpa mengenal waktu, maka para pedagang bisa dikenakan sanksi, karena telah melanggar ketertiban umum (tibum) sebagaimana larangan berjualan di jalan protokol dalam Kota Bengkulu,\" terangnya.

Di sisi lain, Ketua Pedagang Pasar Subuh, Firmansyah menyatakan penolakan pihaknya terhadap rencana pemindahan tersebut. Bahkan dengan lantang ia mengatakan para pedagang siap pasang badan, jika tetap dipaksakan untuk meninggalkan pasar Subuh yang berada di kawasan pasar Minggu Tradisional Modern (PTM) itu.

\"Pada zaman Pak Chalik Efendi (Alm) dulu sudah ada rencana pemindahan kami ke Baru Koto, saat itu semua pedagang menolak sedangkan pemerintah tidak mau mengalah, akhirnya nyaris terjadi perang antara pedagang dan aparat kemanan,\" akunya.

Tidak menutup kemungkinan kondisi tersebut akan kembali terulang jika pemda kota secara otoriter memindahkan pedagang ke pasar Baru Koto II tersebut.  \"Kami sudah puluhan tahun berjualan di Pasar Subuh ini, kami sudah memiliki pelanggan tetap dan telah memiliki tempat didalam PTM dan Pasar Minggu bertingkat, jadi sangat tidak mungkin jika kami dipindahkan ke pasar Kampung Cina yang sepi itu,\" punkasnya. (400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: