8 Tahun Tinggal di Dalam Tanah
SIAPA yang mengira mantan guru honorer dari tahun 2002-2006 di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Desa Padang Kol Kecamatan Hulu Palik Bengkulu Utara ini memiliki kelainan kehidupan. Diperkirakan, sejak tahun 2007 lalu mantan guru bernama Supendi (53) ini tinggal di dalam tanah tanpa makan nasi dan minum. Berikut kisahnya. MARTI RETU, Bengkulu Utara Supendi yang berasal dato Curup, Rejang Lebong ini, sudah lama menetap di lokasi kebun milik ayahnya di kawasan Padang Kol. Anak kedua dari dua bersaudara pasangan Parlin (70) dan Emi (70) awalnya hidup normal di pondok kebun desa setempat. Namun orang tuanya sudah meningal. Namun lama kelamaan Ia menampakkan sikap aneh yang akhirnya terlihat sejak di masih mengajar di MI tahun 2006 lalu. Tak lama itu dia tidak pernah keluar dari pondok untuk bergaul. Setelah dicek oleh warga desa setempat, ternyata Supendi memiliki keanehan, yakni hanya berdiam diri di dalam lubang di dalam tanah yang dibuatnya sedalam lebih kurang 1,5 meter itu. Dia tidak pernah makan dan minum layaknya orang normal, padahal warga setempat memberikannya beras dan makanan lainnya, namun tidak pernah ia makan. Supendi hanya makan kelapa muda yang direbus hingga mengering yang diambilnya dari sekitar kebun. Kepada BE Supendi mengaku dirinya sempat dijemput keluarganya dari kota Curup namun ia tidak mau. Ia mengaku lebih betah tinggal di kebun peninggalan orang tuanya, karena lebih halal dan alami, serta bukan hasil meminta-minta. \"Saya tidak mau diajak tinggal bersama keluarga saya di Curup. Meski disini saya tidak ada saudara, ini kebun peninggalan orang tua saya dan semuanya halal,\" kata Supendi. Sudah delapan tahun hidup tanpa makan nasi dan minum, Supendi tetap hidup dengan kondisi sehat meski serba kekurangan. Tinggal di pondok yang terbuat dari daun rumbai beratapkan seng dan lantai tanah yang berlubang, diakuinya sangat membuat Ia nyaman, walaupun terkadang air hujan masuk ke dalam lubang yang dibuatnya itu serta digigit nyamuk. Sekcam Hulu Palik, Suhermansyah mengatakan, Supendi akan marah jika baru bertemu dengan orang baru. Kalau ingin menemuinya harus ada Iwan (37), rekannya yang mengenalinya terlebih dahulu. \"Kalau ada orang baru dia ini marah, makanya kalau ingin bertemu harus ada Iwan merupakan rekannya waktu mengajar dulu, beginilah kondisinya,\" ujar Sekcam. Sekcam mengaku, belum ada bantuan kepada Supendi dari pihak Pemkab BU. Begitupun kades setempat, Sugihartono juga mengatakan hal yang sama. \"Sudah sering disampaikan kepada pemerintah tapi nampaknya belum ada tindakan, sehingga kita juga tidak bisa berbuat banyak dengan kelainan kehidupannya ini,\" demikian Kades.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: