Dewan Setuju Rombak Manajemen RSMY
BENGKULU, BE - Wakil Ketua III DPRD Provinsi Bengkulu, Parial SH menyetujui rencana perombakan manajemen Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu. Pasalnya, jika manajemen tidak segera dirombak dengan menempatkan orang yang sesuai dengan ilmu yang dimilikinya, dikhawatirkan manajemen rumah sakit tersebut akan semakin kacau dan akan berdampak pada pelayanan masyarakat yang ingin berobat. \"Itu tugas gubernur melakukan perombakan, jika memang seseorang itu tidak mampu untuk menduduki suatu jabatan, untuk apa dipertahankan,\" kata Parial usai salat Jumat di Masjid Raya Baitul Izzah Bengkulu, kemarin. Menurutnya, banyaknya alat kesehatan yang rusak dan tidak tertangani hingga saat ini merupakan salah satu dampak dari penempatan pejabat yang tidak tepat. Mereka tidak menguasai tugas dan fungsinya, sehingga tidak memiliki perencaaan dan pengawasan yang baik. \"Harus diserahkan kepada orang yang mengerti atau tenaga ahlinya, sehingga ke depan tidak terulang lagi kesalahan yang sama,\" ujarnya. Selain itu, ia juga meminta agar pihak Pemprov Bengkulu menelusuri penyebab rusaknya alat kesehatan tersebut. Jika ditemukan ada unsur kesengajaan, maka harus diusut sesuai dengan peraturan yang berlaku. \"Selama ini yang saya tahu, penggunaan alat medis itu belum maksimal, sehingga harus diselidiki penyebab kerusakannya,\" beber politisi PAN ini. Sebelumnya, Plt Sekda Provinsi Bengkulu, Drs H Sumardi MM mengaku, bahwa gubernur Bengkulu siap merombak manajemen rumah sakit tersebut. Hanya saja pihak rumah sakit diminta untuk mencari calon penggantinya, sebab, usulan yang disampaikan oleh Direktur Utama Rumah Sakit, drg Daisy Noviara Mars belum ada nama-nama orang yang bakal menggantinya. \"Kami siap merombak manajemen rumah sakit itu, asalkan ada penggantinya. Kalau tidak ada penggantinya, lantas siapa yang mengisi jabatan yang kosong itu nantinya,\" ujar Sumardi. Diketahui, perombakan manajemen RSMY ini disampaikan Wakil Gubernur Bengkulu, Sultan B Najamudin saat melakukan inspeksi mendadak Kamis sore (26/6). Dalam kunjungan ini Wagub mendapati sejumlah alat kesehatan seperti alat rontgen, monitor rekam jantung sebanyak 4 unit dan alat fisioterafy 1 buah dalam keadaan rusak dan tidak bisa difungsikan. Mendapati hal tersebut, Wagub sempat marah dan kecewa. Karena alat-alat yang rusak tersebut merupakan alat vital yang sangat dibutuhkan untuk mendeteksi penyakit pasien yang berobat ke RSUD miliki pemerintah Provinsi Bengkulu tersebut. Adapun alat yang rusak berat adalah alat rontgen tidak digunakan sama sekali sejak 1 minggu lalu, monitor rekam jantung sebanyak 4 unit dan alat fisioterafy telah rusak sejak 2 tahun lalu. Wagub menuding, banyaknya Alkes yang rusak tersebut disebabkan oleh tidak mengertinya Wadir Bidang Penunjang Medik, terhadap tugas dan fungsinya. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: