Ngelemang Masih Tradisi

Ngelemang Masih Tradisi

\"SalahBINTUHAN, BE-Lemang tidak asing lagi ditelinga warga Kabupaten Kaur, makanan dari ketan, dicampur dengan santan lalu dibakar dalam bambu muda. Makanan ini sulit ditemui ingin mencari makanan ini.  Namun  di Kecamatan Nasal, makanan khas daerah ini akan mudah ditemui dihidangkan warga disandingkan dengan tapai yang juga terbuat dari ketan, dikemas rapi dibungkus daun. Bahkan di kecamatan ini beberapa desa masih menerapkannya sebagai menu pembuka kue dalam setiap acara terutama acara resepsi peernikahan.  “Masih menjadi tradisi warga, bahkan bila disaat bulan ramadhan hampir setiap warga memasak lemang,” kata Jafilus, S.Sos Camat Nasal. Dikatakanya, lemang yang dimasak warga nasl berbeda dengan lemang yang diolah warga daerah Padang Guci dan sekitarnya. Di kecamatan yang dipimpinnnya itu lemang ukurannya hanya sebesar senter dan dikemas dalam bambu dan dibungkus rapi dengan daun pisang, kemudian dibakar dengan cara dipanaskan diatas bara api hingga matang. “Proses memasaknya bisa mencapai 1 jam lebih tergantung dengan kondisi bara api,” terangnya. Jafilus menambahkan, saat ini disebagian desa yang sudah perdaban  bercampur dengan peradaban modern memang warga sudah enggan untuk mengolah lemang tersebut. Pasalnya selain ribet juga meembutuhkan modal yang tidak sedikit baik uang maupun tenaga. Selain itu sekali masak tidak munkin hanya 5 atau 10 batang lemang. “Biasanya warga memasak paling sekit 50 batang, selain untuk dimakan bersama tapai juga dibagi bagi dengan keluarga,” pungkasnya.(618)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: