Keluhkan Bonus, Richard Mainaky Disanksi PP PBSI
JAKARTA - Pelatih ganda campuran prestasi pelatnas Richard Mainaky diganjar sanksi oleh PP PBSI. Induk organisasi tertinggi bulu tangkis tanah air itu menilai Richard melanggar AD/ART PP PBSI pasal 9 ayat 1b dan 1c soal kewajiban menjunjung tinggi nama baik PP PBSI.
Richard dihukum tak boleh aktif mendampingi Liliyana Natsir dkk dan kehilangan hak-haknya selama tiga bulan ke depan sejak Surat Keputusan (SK) bernomor SKEP/046/0.3/VI/2014 ditanda tangani per 1 Juni lalu. Termasuk di ajang kejuaraan dunia 25-31 Agustus mendatang di Kopenhagen Kemarin (9/6) di Cipayung, Wakil Sekretaris Jendral PP PBSI Ahmad Budiharto menyatakan pernyataan Richard di salah satu media olahraga tanggal 16 Mei lalu mencoreng PP PBSI. Ketika itu Richard mengeluhkan bonus pelatih setelah sukses mengantar Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir hattrick All England belum juga cair. \"Perlu dicatat bonus bukanlah hak atau kewajiban PP PBSI kepada pelatih maupun atlet. Bonus adalah bentuk apresiasi. Kalau gaji yang terlambat itu baru PP PBSI bersalah karena tak menyelesaikan hak pelatih,\" kata Budi, sapaan Ahmad Budiharto. Budi menjelaskan PP PBSI sudah melunasi janji pemberian bonus kpeada pelatih yang anak asuhnya berprestasi. Yakni sesuai plafon tiga kali gaji. Untuk bonus All England lalu, tali asih baru cair pertengahan Mei.
Bonus yang tak langsung cair tersebut disebabkan beberapa hal menurut Budi. Salah satunya adalah perubahan kategorisasi pemain pelatnas menjadi prestasi dan potensi oleh PP PBSI mulai tahun ini. Terjadi tarik ulur di kalangan pengurus, ketika pelatih prestasi yang sukses mengantar anak didiknya juara apakah pelatih potensi juga kecipratan bonus berupa tiga kali gaji. Setelah perdebatan alot disepakati kalau pelatih prestasi pun diganjar hadiah serupa dengan pelatih prestasi. Richard sendiri yang ditemui kemarin menerima dengan legawa hukuman yang diberikan padanya. Pria asal Ternate itu terlihat shock setelah sikap ceplas-ceplosnya kepada media ternyata menjadi bumerang. \"Selama 18 tahun karir menjadi pelatih di Cipayung, baru kali ini saya terkena masalah seperti ini. Pada pengurus sebelum-sebelumnya hal-hal (bicara ceplas-ceplos ke media,red.) tak pernah menjadi persoalan besar. Saya belajar dari masalah ini,\" tutur Richard. Bapak satu anak itu mengaku sedikit kurang bersabar dan khlaf ketika berkomentar di media soal belum turunnya bonus All England. Padahal pada tahun 2013 lalu, pemberian bonus pelatih tak langsung cepat. Misalnyaketika Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juara dunia bulan Agustus, bonus berupa tiga kali gaji diterima di akhir tahun. (dra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: