Dirut RSMY Ajukan Pengunduran Diri?

Dirut RSMY Ajukan Pengunduran Diri?

\"RIO-WAGUB BENGKULU, BE - Setelah Kadis PU Provinsi Ir Azwan Boerhan mengundurkan diri, merebak kabar Dirut RS M Yunus drg Daisy Novira Mars juga mengajukan surat pengunduran kepada Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah. Informasi yang diperoleh BE, surat pengunduran  sudah disampaikan ke gubernur sejak Senin (12/5) lalu. Hanya saja pengunduran dirinya tidak disetujui gubernur.  Saat dikonfirmasi, Daisy enggan membahas surat pengunduran dirinya kepada gubernur. \"Siapa yang bilang saya mengundurkan diri. Kalau dapat informasinya dari pemprov, silahkan  tanya sama mereka ya jangan sama saya,\" elaknya. Kendati demikian, ia mengisyaratkan bahwa surat tersebut memang benar adanya. Bahkan ia masih ia menyerahkan persoalan itu kepada gubernur. \"Tidak tahu, itu kewenangan pak gubernur untuk menyetujui atau tidak,\" ucapnya. Saat ditanya alasannya, Daisy membantah dikarenakan masalah pekerjaan sebagai dirut rumah sakit tersebut. Menurutnya, pengunduran dirinya dikarenakan ia ingin memberikan perhatian kepada keluarganya, terlebih saat ini orangtuanya dalam keadaan sakit. \"Saya punya alasan tersendiri karen bapak saya sakit dan butuh perhatian. Tidak ada masalah lain, hanya masalah pribadi saja,\" ujarnya. Sementara itu, Wakil Gubernur Bengkulu meminta agar Daisy mengurungkan niatnya. Karena ia masih menginginkan Rumah Sakit M Yunus Bengkulu menjadi rumah sakit besar dan tetap menjadi rujukan utama bagi masyarakat di Provinsi Bengkulu. \"Saya akan coba terus bicara sama ibu dirut gimana caranya. Saya gak mau ibu dirut mengambil tindakan-tindakan lain, seperti mengundurkan diri. Karena saya masih kepengen rumah sakit ini baik dan menjadi rumah standar,\" pintanya. Wagub juga meminta agar dirut dapat menyelesaikan masalah dengan cepat, sehingga tidak menumpuk menjadi masalah besar. \"Masalah itu jangan ditumpuk, dicicil terus biar cepat selesai. Kalau ditumpuk akan meledak, repot nanti,\" ujarnya. Wagub optimis, dirut tidak akan mengundurkan diri setelah ia memberikan masukan dan arahan. \"Insya Allah ibu dirut sudah saya kasih masukan, cepat ambil langkah atau keputusan, koordinasikan dengan pihak-pihak yang dibutuhkan, sehingga banyak solusinya,\" tukasnya. Wagub Sidak Di bagian lain Wakil Gubernur Bengkulu, Sultan B Najamudin sempat mengamuk saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Bengkulu, Rabu (14/5) kemarin. Kemarahan wagub ini dilatarbelakangi lemahnya manajemen rumah sakit terbesar dan tertua di Provinsi Bengkulu itu. Pantauan BE, Wagub didampingi Dirut RSMY drg Daisy Novira Mars dan beberapa jajaran dan stafya tampak memasuki sejumlah ruang perawatan dan ruang rawat inap. Setelah sekitar 30 menit keluar-masuk ruang perawatan, wagub pun menggelar pertemuan dengan petinggi rumah sakit di ruang kerja dirut. Wagub menyoroti insentif 1.200 lebih karyawan rumah sakit sejak 4 bulan terakhir belum dicairkan. Akibatnya, kinerja para dokter dan perawat pun menurun. \"Sebenarnya saya paling tidak suka marah, tapi dengan banyaknya masalah dan banyaknya potensi masalah ini membuat saya tidak bisa diam,\" kata wagub dengan nada tinggi. Ia mengungkapkan, banyaknya masalah itu diakibatkan peran dan fungsi majamenen yang tidak berjalan. \"Ibu kita (Daisy Novira) sebagai CEO atau pimpinan paling tinggi di sini, saya sampaikan apa masalahnya kenapa tidak pernah lapor sama saya. Beliau ternyata sudah cukup banyak memberikan masukan dan pilihan kepada pimpinan, tapi tidak pernah disampaikan kepada saya. Dan masukan itu direspon oleh pimpinan,\" ungkapnya. Wagub juga geram karena respon yang lambat tersebut, sehingga ia menilai ada itikad yang kurang baik dari pemilik kebijakan di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu. \"Kalau kita tidak berani mengambil keputusan, sementara kita ditunjuk sebagai pemimpin atau pimpinan, ya repot. Saya baru tahu juga ternyata utang rumah sakit ini begitu besar dulu, dan ibu dirut ini disuruh mencicil dalam jumlah besar, belum lagi masalah yang baru muncul harus diselesaikan,\" tegasnya. Selain itu, Wagub juga mengungkapkan, dari pertemuannya dengan dirut itu didapati bahwa  Daisy ingin mengundurkan diri karena tidak sanggup lagi menjalankan tugasnya yang cukup berat. \"Saya malah mendengar dari ibu dirut masalahnya lebih dari itu, beliau malah tidak sangup karena sudah terlalu sering menyampaikan beberapa masalah tapi responnya kurang, sehingga membuat ibu dirut ini tidak kuat lagi. Saya tidak mau ibu ini dijadikan korban,\" bebernya. Sultan mengaku, bahwa semua SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu memiliki masalah. Namun masalahnya tidak seberat seperti yang terjadi di rumah sakit M Yunus itu. \"Memang setiap SKPD itu memiliki masalah, tapi ini masalahnya berbeda. Ini menyangkut nasib, masa depan dan nyawa orang. Bayangkan perawat tidak dikasih honor sekian bulan, pasti kinerjanya tidak maksimal, dan itu berbahaya,\" sampainya. Wagub pun tidak menginginkan rumah sakit itu akan menurun dan setingkat dengan RSUD yang terdapat di kabupaten di Provinsi Bengkulu. Karena menurutnya, sebelumnya rumah sakit itu sempat membaik tapi kini mulai buruk kembali. \"Saya tidak mau mendengarnya, jika rumah sakit ini semakin turun kelasnya dan bisa disalip oleh rumah sakit kabupaten. Harusnya ini jadikan rujukan, kalau sudah sekelas puskesmas, waduh malu kita. Karane itu saya minta ibu dirut tegas, kalau rombak, ya rombak saja. Kalau ada yang menghambat lapor saya. Niat baiknya kok, kalau niat baik tapi dihambat laporkan kepada saya. Dalam Alqurna itu sudah mengatakan, sestau jika tidak diserahkan kepada ahlinya, maka tungulah kehancuran.  Kehanucuran itu, ya ini lihat ini, babak belur karena banyak yang tidak profesional,\" sesalnya. Sementara itu, saat diwawancarai, Daisy mengaku belum dicairkannya insentif karyawan itu dikarenakan belum selesainya perekapan data oleh tim. Karena menurutnya, isentif yang diberikan tidak sama besar, melainkan tergantung jumlah pasien yang ditanganinya. \"Kita masih menunggu datanya masuk, kalau datanya sudah oke secepatnya kita bayar,\" ujarnya. Ia mengungkapkan, pihaknya tidak bisa memberikan isentif dalam waktu yang bersamaan terhadap semua karyawan, karena sebagian besar dananya bersumber dari BPJS. Sedangkan dari BPJS belum cair semuanya, melainkan baru uang mukanya saja pada bulan Maret lalu. \"BPJS itu baru bayar uang muka untuk bulan maret, karena mereka mencicil dan ini juga yang menjadi kendala ini. Sedangkan untuk isentif, data BPJS itu sangat rumit dan harus diuraikan terlebih dahulu. Karena tarifnya per paket, misalnya pasien malaria, siapa perawat dan dokternya yang menanganinya harus jelas,\" paparnya.(400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: