Kasus DBD Menurun
BENGKULU, BE- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Bengkulu mengalami penurunan. Angka kesakitan( Incidane rate/IR) dibawah batasan nasional 52:100.000 penduduk Indonesia. Sedangkan angka kesakitan di Bengkulu pada posisi 22-23:100.000 Penduduk. Hal ini diungkapkan Staf Subdit Pengendalian Arbovirosis, Dit PPLB dan Ditjen PP-PL Kemenkes, Dr Irian Samad MSc belum lama ini, saat ke Bengkulu. Dibeberkanya, jumlah kasus antar daerah tidak sama, dan hampir rata-rata kasus DBD tertinggi di kawasan perkotaan, sama halnya di provinsi Bengkulu, Kota Bengkulu merupakan kasus tertinggi ditemukan kasus DBD. Pun begitu angka kematian akibat DBD di provinsi Bengkulu tahun 2013 mengalami penurunan dibanding tahun 2012. Walau turun, penanganan kasus DBD secara nasional di prioritaskan, karena mematikan penyakit ini juga belum ada obat dan vaksinya. \"Serta ciri-ciri terjangkit penyakit inipun selalu berubah-ubah tidak bisa diprediksi, makanya kita berupaya untuk menekan angka kesakitan agar tidak terjadi kejadian Luar Biasa (KLB), \" terangnya. Pengurangan penyebaran DBD dapat dilakukan dengan cara 3 M (Menguras, menutup dan mendaur ulang) dan plus penggunaan lotion anti nyamuk serta penyebaran bubuk larvasida. Hal yang sama diungkapkan Kepala Bidang PP-LP Dinkes Provinsi, Dra Amna Diayanti Apt. Menurunya kasus angka kematian akibat gigitan nyamuk Aedes Aigepty pada tahun 2013 pada posisi nol persen di provinsi Bengkulu merupakan keberhasilan atas pelayanan yang diberikan Dinas Kesehatan. Bila dilihat jumlah kasus angka kesakitan DBD di Provinsi Bengkulu dilihat dari lima tahun terakhir, terhitung tahun 2009 mencapai 19 kasus/100.000 penduduk, jumlah ini terus mengalami peningkatan, tahun 2010 menjadi 33 kasus, 41 kasus ditahun 2011, dan puncak angka kesakitan DBD terjadi pada tahun 2012 yang mencapai 54 kasus. Angka kesakitan ini kemudian turun menjadi 23 kasus ditahun 2013. Tingginya angka kesakitan DBD tahun 2012 terjadi di kota Bengkulu, kemudian diikuti Rejang Lebong, mukomuko, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Lebong, Kaur Kepahiang dan Seluma. Pada tahun 2013, angka kesakitan ini,pun begitu Kota Bengkulu masih menjadi kawasan angka kesakitan tertinggi. \"Tahun 2013 kasus DBD masih tinggi, namun untuk angka kematian sudah nol, \" jelas Amna. Penurunan itu terang Amna membuktikan pelayanan yang telah dilakukan selama ini cukup bagus, dan untuk mengurangi pengobatan, dalam kesempatan ini, Dinkes provinsi Bengkulu bersama dengan Dirjen PPLP Kemenkes membentuk pokjanal yang akan dibentuk dari tingkat provinsi hingga tingkat Rukun Warga.(247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: