Opsi Jawaban Sama, Siswa Kebingungan

Opsi Jawaban Sama, Siswa Kebingungan

BENGKULU, BE - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dihari kedua masih terlihat tegang. Di hari kedua itu, mata pelajaran yang diujikan pertama adalah Matematika untuk Jurusan IPA dan IPS dan kedua Kimia untuk Jurusan IPA, Sosiologi untuk Jurusan IPS. Nina salah satu siswa kelas 3  jurusan IPS SMAN 2 Kota Bengkulu membenarkan adanya kesamaan jawaban pada soal matematika, tepatnya pada nomor 14. Dalam opsi jawaban diketahui opsi B dan D sama.Temuan ini pun dikeluhkan peserta ujian SMAN 9 Kota Bengkulu. Diduga karena salah cetak, sehingga membuat siswa bingung. Pun begitu,pengawas meminta siswa agar tetap  memilih salah satu  yang menurutnya benar. Sayangnya adanya temuan itu, Kepala SMAN 9, Drs Khairul Noer enggan berkomentar. Di sisi lain menyikapi persoalan itu, Ir Matriyani Amran  membenarkan adanya laporan itu. Namun ia tak berani mengambil kebijakan, ia justru menyerahkan persoalan itu ke Dispendik Provinsi. \"Kesamaan jawaban itu apakah dibonuskan atau tidak silahkan ke Dispendik Provinsi, kita tidak berwenang,\" ungkapnya saat ditemui BE di ruangnya sembari menegaskan pengawas telah melaporkan temuan itu dalam berita acara. Sementara itu, Ketua Panitia UN, R Wahyu DP melalui Ketua Koordinator Sekretariat UN, Drs Budiyanta saat dikonfirmasi belum menerima laporan tersebut. Jikapun ini terjadi logikanya akan dialami seluruh peserta UN di sekolah, karena dicetak pada percetakan yang sama.  Dispendik tidak berani mengambil kebijakan itu, karena kebijakan soal tersebut menjadi tanggungjawab dari Balitbang. \"Nanti tentunya akan ada validasi dari balitbang, \" katanya. Pemberian bonus nilai itu, kata Wahyu, bisa dilakukan jika  Dispendik Kabupaten/Kota melaporkan hal ini dalam bentuk berita acara yang akan disampaikan ke Balitbang. Sementara itu, hari kedua pelaksanaan UN, Kepala Dispendik Provinsi Bengkulu, Drs Rusdi Bakar bersama panitia UN melakukan pemantauan di SMAN 3 Bengkulu Tengah dan  SMAN 8 Kota Bengkulu. Hasilnya, pelaksanaan tidak terdapat permasalahan yang berarti, semua aktivitas berjalan lancar sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. \"Sampai pelaksanaan UN di hari kedua ini keadaan tetap aman, lancar, tertib dan tidak ada masalah,\" terangnya. Hingga kemarin jumlah peserta UN yang tidak hadir cukup tinggi, mencapai  598 orang. Rincianya, 105  peserta SMA/MA. Ketidakhadiran itu tertinggi Kota Bengkulu sebanyak 30 peserta, 4 peserta dari Bengkulu Utara, 11 peserta Bengkulu Selatan, 12 peserta dari Seluma, 10 peserta dari Kaur, 9 peserta dari Mukomuko 8 peserta dari Lebong, 11 peserta dari Kepahiang dan 3 peserta dari Bengkulu Tengah. Sementara jenjang SMK sebanyak 110 peserta tidak hadir, yakni 31 peserta Kota Bengkulu, 47 peserta dari Rejang Lebong, 9 peserta Bengkulu Selatan, 4 peserta dari Seluma, 12 peserta dari Kaur, 1 peserta Mukomuko dan 6 peserta dari Kepahiang. Jumlah peserta tidak hadir disumbang dari Ujian Nasional Program Kesetaraan (UNPK), dari 1.425 peserta yang tidak hadir sebanyak 391 peserta. Sementara pelajar SMAN 4 kota Bengkulu, Dede Vovo Apriandika  yang sebelumnya pingsan pun telah mengikuti ujian. Jumlah tidak hadir ini menurun dibanding tahun 2013 lalu, tingginya peserta tidak hadir ini disebabkan kurang aktifnya sekolah dalam melakukan validasi data. Pasalnya peserta yang tidak hadir adalah anak yang sudah lama tidak masuk sekolah atau drop out (DO), namun tetap didaftarkan dalam daftar nominasi tetap (DNT) peserta UN. Semestinya sekolah tidak perlu mengajukan nama-nama tersebut jika anaknya tidak masuk sekolah kembali. Pemindaian LJUN Sementara itu panitia pemindai Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) sudah  melakukan pemindaian. Lokasi pemindaianpun dijaga ketat oleh aparat berpakaian preman, dan tidak semua orang yang bisa masuk. Hal ini dilakukan untuk menghindari isu terjadinya perubahan LJUN. Wakil  Ketua Koordinator Pengawas PTN, Prof. Priyono Prawito mengatakan pemindaian  akan dilakukan di Universitas Bengkulu yang telah didukung fasilitas yang memadai. Ada tiga alat pemindai yang disiapkan, namun  hanya dua alat yang akan difungsikan. Satunya  lagi sebagai cadangan. Pun begitu, tenaga handal yang dikerahkan Unib dalam pemindaian telah teruji sejak tahun lalu. Sayangnya Prof. Priyono  secara teknis tak mengetahui berapa kapasitas  pemindaian yang dilakukan setiap harinya. Belajar dari tahun sebelumnya yang mana mesin sempat macet, tahun ini diharapkan tidak akan terjadi. Dengan begitu target pemindaian selama satu pekan dapat dilaksanakan. \"Hasil pemindaian akan dibuat dalam soft copy dan selanjutnya akan di kirim ke panitia UN pusat,\" tandasnya. (247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: