Lama Menunggu, Warga Pilih Golput

Lama Menunggu, Warga Pilih Golput

BENGKULU, BE - Keputusan KPU untuk memperbolehkan masyarakat melakukan pencoblosan meski tanpa surat undangan ternyata tak semudah yang dibayangkan. Pasalnya, prosedur untuk melakukan pencoblosan hanya menggunakan KTP memakan waktu yang cukup lama. Bahkan, banyak diantara masyarakat yang akhirnya memutuskan untuk Golput. \"Tadi saya sudah datang ke TPS, namun karena tidak memiliki surat undangan, jadi saya harus pergi ke kelurahan untuk mengurus, namun hal ini memakan waktu yang sangat lama, karena saya masih harus menunggu sisa surat suara, sementara tidak banyak orang yang memiliki banyak waktu,\" kata Ritas (35), warga Jalan Bali 39, Kampung Bali, Kota Bengkulu, kepada Bengkulu Ekspress, kemarin. Ditambahkannya, kesalahan terdapat pada petugas KPPS. Karena, surat undangan tersebut ternyata menumpuk di kelurahan dan tidak disebarkan oleh petugas. Hal inilah yang membuat surat undangan memilih tidak sampai ke tangan warga. Padahal, animo masyarakat untuk memilih cukup besar. \"Katanya satu suara menentukan nasib bangsa,\" ketusnya. Menurutnya, seharusnya petugas KPPS bisa menyelesaikan permasalahan surat undangan ini di TPS saja, tanpa harus memerintahkan warga untuk pergi ke kelurahan dan menunggu lama. \"Tidak hanya saya saja yang akhirnya memutuskan untuk golput, banyak juga yang lain,\" pungkasnya. Lamban, Warga Protes Kericuhan nyaris terjadi di TPS 2 Padang Harapan yang berada di Masjid Raya Bengkulu kemarin. Pasalnya, beberapa warga menilai kinerja dari petugas KPPS lamban. Bahkan, banyak warga yang sudah menunggu selama 4 jam namun tak kunjung dipanggil. Hingga akhirnya beberapa warga itu melakukan protes dengan meneriaki petugas, untung Linmas cepat meredamkan kericuhan tersebut. \"Saya sudah nunggu dari jam 08.00 WIB tadi, tapi ini sudah jam 12.00 WIB tak kunjung dipanggil,\" kata Nurmayemi kesal. Senada dengannya, Ahmad Warsito mengatakan telah menunggu lama, namun tidak juga dipanggil. Bahkan, yang emmiliki jabatan didahulukan oleh petugas. Padahal, lanjutnya, semua orang harusnya mempunyai hak yang sama. \"Kerja dari petugas ini sangat lamban. Petugas baru menulis surat suara setelah habis satu kotak. Padahal, bilik suara kosong,\" pungkasnya. Sementara itu, Kepala KPPS TPS 2, Agus Nis, membenarkan telah terjadi kesalahan. Karena petugas mengambil surat memilih yang tertumpuk di paling atas, sehingga beberapa warga yang duluan mengumpul jadi terpanggil terakhir. Menanggapi protes dari warga itu, pihaknya kemudian membentuk tim kecil untuk menuliskan surat pemilihan dengan cepat.\"Kalau indikasi mendahulukan yang punya jabatan, itu tidak benar. Namun, kami mendahulukan yang tua dan sakit,\" katanya. (609)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: