Tak Ada Parpol Dominan

Tak Ada Parpol Dominan

Parpol LSI Cyrus-CSIS
PDI 19,77 % 19,00 %
Golkar 14,61 % 14,30 %
Gerindra 11,80 % 11,80 %
Demokrat 9,73 % 9,60 %
PKB 9,07 % 9,20 %
PAN 7,47 % 7,50 %
PPP 7,08 % 6,60 %
PKS 6,61 % 6,90 %
Nasdem 6,27 % 6,90 %
Hanura 5,26 % 5,50 %
PBB 1,36 % 1,60 %
PKPI 0,97 % 1,10 %

JAKARTA, BE - PDI Perjuangan juara pemilihan legislatif 2014 versi hitungan cepat Lingkaran Survei Indonesia. Partai Golkar dan Partai Gerindra mengikuti di posisi kedua dan ketiga. Hasil hitung cepat LSI yang didirikan Denny JA, berdasarkan 90,35 persen data yang masuk sampai pukul 19.20, Rabu (9/4), PDI Perjuangan memeroleh 19,77 persen. Partai Golkar 14,61 persen, Partai Gerindra 11,80 persen dan Partai Demokrat  9,73 persen. Di posisi kelima ada PKB 9,07 persen, PAN 7,47 persen PPP 7,08 persen, Partai Nasdem 6,27 persen dan PKS 6,61 persen serta Hanura 5,26 persen. Sedangkan PBB hanya memeroleh 1,36 persen dan PKPI 0,97 persen. Menurut Peneliti LSI Rully Akbar, tidak ada partai politik yang menang mutlak di pileg kali ini. \"Dilihat dari hasil pileg menunjukkan bahwa tidak ada partai yang menang mutlak,\" kata Rully dalam konferensi pers hasil hitung cepat LSI bertajuk \"Tidak Ada Partai yang Menang Besar\", di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (9/4). Sampel dalam hitung cepat ini adalah 2000 dari 546.645 Tempat Pemungutan Suara di seluruh Indonesia. Margin of error kurang lebih satu persen. Tingkat partisipasi pemilh (voters turn out) 65,98 persen. Kejutan yang muncul datang dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). PKB diprediksi menempati urutan keempat sebagai pemenang mengungguli Partai Demokrat yang kini berkuasa. Wakil Direktur Jaringan Suara Indonesia (JSI) Fajar S. Tamin mengungkapkan, dukungan kepada partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu disebabkan beberapa faktor. \"Salah satu yang menyebabkan PKB naik karena adanya kejatuhan suara dari pemilih PKS (Partai Keadilan Sejahtera),\" kata Fajar di kantornya, Jalan Warung Jati Timur, Kalibata, Jakarta, Rabu (9/4). Menurutnya, selain mengalir ke PKB, massa PKS juga menaruh dukungannya ke partai Islam lain seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Keberpihakan masyarakat terhadap PKB juga tidak didasarkan atas bakal capres yang akan diusung kontestan pemilu. Mengingat, hingga kini PKB belum menentukan bakal capresnya. \"Publik sudah bisa membedakan antara pilihan parpol atau calon presidennya. Kecil sekali kemungkinan capres-capres mendongkrak partainya,\" jelas Fajar. Selain itu, tingginya dukungan yang diterima PKB lantaran konflik kepengurusan dengan keluarga mantan Presiden Abdurrahman Wahid dianggap sudah reda di mata masyarakat. \"Konsolidasi antara konflik Muhaimin dan Gus Dur sudah mulai tidak dibicarakan lagi,\" demikian Fajar. Siap Jadi Oposisi Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, menggelar konferensi pers di kediaman pribadinya, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, tadi malam (9/4). Dalam kesempatan itu, ia menjawab beberapa pertanyaan penting yang menurut dia diarahkan kepadanya, terkait hasil hitung cepat pemilu legislatif. SBY dalam konferensi persnya menjawab persoalan koalisi dan posisi Demokrat selama lima tahun mendatang. Menurut dia, Demokrat yang diprediksi di urutan keempat mendapat sekitar 10,02 persen (sesuai hasil lembaga riset Saiful Mujani) saat ini belum mengambil keputusan terkait langkah koalisi dengan partai lain. \"Malam ini atau hari ini kami belum bersikap,\" terangnya. Kedua, ia menjawab pertanyaan terkait kemungkinan koalisi dengan Partai Gerindra (11,92 persen) yang dalam hitung cepat duduk di urutan ketiga.  \"Politik adalah seni kemungkinan. Semua masih mungkin terjadi,\" kata SBY yang didampingi Ibas Yudhoyono, Amir Syamsuddin dan Syarief Hasan. Ketiga, SBY menegaskan bahwa Demokrat belum menentukan posisi di dalam atau di luar pemerintahan selama lima tahun mendatang. Tetapi ditegaskannya, kalau lebih baik Demokrat di luar pemerintahan, maka Demokrat tidak keberatan menjadi oposisi bagi pemerintahan lima tahun mendatang. Golput Tembus 34,02 Persen Hasil hitungan cepat Lingkaran Survei Indonesia menggambarkan bahwa tingkat partisipasi pemilih atau voter\'s turn out pada pemilihan legislatif 2014 ini sebesar 65,98 persen. Ini berdasarkan data sampel yang masuk sebesar 90,35 persen hingga pukul 19.20 WIB, terkait hitungan cepat pileg lembaga yang didirikan Denny JA ini. Karenanya, LSI memprediksi angka golput atau pemilih yang tak memberikan hak suaranya mencapai 34,02 persen pada pileg ini. LSI  juga memprediksikan angka golput terus naik di setiap pileg. Menurut Rully, pada pileg 1999 angka golput 10,21 persen. Jumlah itu naik pada pemilu 2014 menjadi 23,34 persen. Bahkan, pada pileg 2009 angka golput menembus 29,01 persen. \"Tingkat partisipasi pemilih atau voter\'s turn out 65,98 persen dan golput 34,02 persen pada pemilu legislatif 2014,\" kata Peneliti LSI Rully Akbar dalam paparan hasil hitung cepat versi LSI bertajuk \"Tidak Ada Partai yang Menang Besar\", Rabu (9/4), di Jakarta. Menurut Rully, ada beberapa alasan yang menyebabkan terjadi golput. Misalnya alasan administratif karena kartu pemilih, dan alasan teknis pemilih yang sibuk atau tak punya waktu untuk memilih. Selain itu, juga ada alasan politis. Misalnya ketidakpercayaan terhadap institusi pemilu dan tak memiliki kedekatan dengan peserta pemilu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: