Lintas Curup-Lebong Berpotensi Longsor
CURUP, BE - Hujan deras yang terus terjadi, membuat jalan lintas Curup-Lebong yang menjadi lokasi pengerukan tanah untuk bahan baku pembuatan Batu Bata terancam longsor. Setidaknya sudah 3 titik jalan di Desa Dataran Tapus Kecamatan Bermani Ulu Raya (BUR) berpotensi longsor. Kondisi itu terlihat dari kecuraman tanah bekas pengerukan dan tingginya curah hujan dikhawatirkan lokasi pengerukan tanah tersebut akan longsor.
Davit Irawan (30) warga Air Bening yang bekerja sebagai tukang ojek khawatir saat melintas dilokasi pengerukan batu bata tersebut, terlebih lagi, pada saat hujan turun jalan di sekitar lokasi pengerukan dipenuhi pasir yang turun terbawa air hujan, jika tidak hati-hati tak sedikit pengendara sepeda motor terjatuh di lokasi tersebut.
\"Kami harus berhati-hati ketika melintas di lokasi pengerukan batu bata, takutnya sewaktu kita melintas, lokasi pengerukan tanah itu longsor, dan juga ketakutan kami, pada saat melintas disana, banyak pasir di jalan, kalau tidak hati-hati, kita bisa terjatuh, bahkan sudah banyak yang terjatuh di lokasi itu,\" katanya.
Dadang Gunawan (31) yang berprofesi sebagai sopir angkutan umum Curup-Air Dingin, mengaku harus mengemudikan kendaraan dengan hati-hati saat hujan deras. \"Kalau hujan turun, jalan aspal menjadi licin karena dipenuhi tanah merah yang licin,\" ujarnya. Terhadap keadaan itu, Dadang berharap dinas terkait untuk melakukan peninjauan pada lokasi pengerukan, jangan sampai, aktifitas pengerukan yang hanya memberikan manfaat segelintir warga menjadi pemicu bencana yang akan mengganggu masyarakat banyak. \'\'Kami harap, pemerintah setempat, untuk tinjau lokasi itu, jangan-jangan pemerintah kitak tahu atau tidak mau ambil tahu permasalahan ini, jangan sampai sudah terjadi bencana longsor yang merugikan orang banyak baru dilakukan peninjauan, coba lakukan pencegahan sejak dini,\" harapnya.
Di bagian lain Riki (30) salah seorang pengrajin batu bata mengaku tidak punya pilihan selain berkeja sebagai pembuat batu bata. \"Selama ini kami bergantung pada tanaman kopi, namun itu tanaman musiman. Untuk tetap menyambung hidup lebih dari 80 persen warta Dataran Tapus bekerja sebagai pengrajin batu bata,\" terangnya. (999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: