Pengamat: Sosialisasi Pemilu Belum Efektif

Pengamat: Sosialisasi Pemilu Belum Efektif

BENGKULU, BE - Pengamat komunikasi politik Unversitas Bengkulu, Dr Lely Arriani MSi menilai, sosialisasi Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) selama ini tidak efektif. \"Sosialisasi KPU selama ini memang tidak efektif. Contoh saja di beberapa daerah yang ditargetkan 33 persen suara, akhirnya pemenangnya hanya dengan 17 persen saja,\" kata Lely. Lely menyatakan, banyak faktor menyebabkan penyelenggara Pemilu melaksanakan sosialisasi tidak efektif. Mulai dari ketidaktahuan dari penyelenggara hingga ke persoalan anggaran yang minim. Bahkan disinyalir adanya politik kepentingan dalam menentukan komisioner KPU. \"Orang-orang yang terpilih di KPU saja banyak yang kita tidak diketahui rekam jejaknya. Yang terpilih bisa saja titipan partai politik. Atau orang-orang yang berkepentingan,\" subutnya. Dikatakan dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unib ini, sosialisasi kurang efektif itu juga disebabkan oleh pengetahuan penyelenggara yang minim. Sehingga bentuk sosialisasi tidak bervariasi, hanya terfokus kedapa baliho dan spanduk. \"Contoh kecil saja, jangan-jangan banyak komisioner KPU di daerah tidak mengetahui apa maskot Pemilu,\" ungkapnya. Menurutnya, selama ini, banyak pemuda yang tergolong pemilih pemula tidak mengetahui bahwa kotak suara itu adalah maskot Pemilu. Hal-hal kecil seperti tersebut saja tidak terpikirkan apa lagi untuk meningkatkan jumlah partisipasi pemilih. Istri Prof Juanda ini mengatakan, seharusnya KPU mensosialisasikan mengenai teknis tahapan Pemilu sampai informasi mengenai caleg-caleg dan calon DPD yang akan dipilih masyarakat. \"Tidak efektifnya ini salah satu dampak dari masih ada penafsiran hukum yang tidak sama antar penyelenggara pemilu,\" ungkapnya. Lely menyebutkan lagi, sosialisasi palang efektif saat ini adalah melalui media massa. Tetapi sayangnya hal tersebut minim dilakukan oleh penyelenggara Pemilu, terutama di Provinsi Bengkulu. Karena tidak dirangkulnya dengan KPU tersebut, maka timbul dugaan media massa berpihak kepada calon atau partai tertentu sebab iklannya yang lebih banyak. \"Dulu kita pernah dengar di media lagu \"Kita Memilih Lagi\" saat ini mana adanya. Semuanya sibuk dengan anggaran saja. Tanpa banyak kita ketahui sosialisasi pemilunya,\" tegas Lely. (320)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: