21 Siswa Dihukum Sujud dan Rukuk
PINO RAYA, BE – Pelakukan tak mendidik dilakukan seorang guru di salah satu SMPN 5 Bengkulu Selatan. Sang guru ini memberikan hukuman yang cenderung menyiksa anak didiknya sendiri. Pasalnya, 21 siswa yang terdiri 4 pria dan 17 wanita itu dihukum selama 4 jam, kemarin (14/2). Selama 1,5 jam para siswa diperintahkan sujud di halaman tanpa henti. Kemudian dilanjutkan 2,5 jam dihukum rukuk. \"Salah satu siswa yang dihukum itu anak saya,” kata wali murid yang enggan menyebutkan namanya. Menurut dia, anaknya itu saat ini duduk di bangku kelas 9. Mereka dihukum karena sehari sebelumnya tepatnya Kamis (13/2) tidak mengikuti salat dzuhur berjamaah di sekolah. Saat itu anaknya dan temannya memang tidak mengikuti salat berjamaah lantaran belum berselera. Hanya saja, saat masuk sekolah pagi kemarin, anaknya dan teman-temannya itu langsung dipanggil lalu diberikan sanksi sampai jam pulang.”Bahkan ada dua anak yang ikut dihukum pingsan,” ucapnya Emosi. Ditambahkannya, dirinya menilai apa yang dilakukan oleh guru berinisial Ju itu sudah keterlaluan. Sebab hukuman itu terlalu berat bagi pelajar. Terlebih lagi masalah salat merupakan kewajiban setiap manusia kepada sang pencipta. Sehingga ketika tidak bisa dikerjakan di sekolah bisa dikerjakan di rumah. Bahkan saat dihukum itu, sambung dia para guru lain tidak ada yang melarang guru yang bersangkutan untuk memberikan hukuman. Karena itu dia menduga guru-guru yang lain mendukung sanksi yang diberikan guru itu kepada siswa yang hanya tidak menjalankan salat dzuhur di sekolah.” Kalau memang anak kami mencuri atau merusak sekolah, wajar-wajar saja dihukum berat. Tapi kalau hanya tidak salat dzuhur satu kali saja sudah dihukum seberat itu, itu namanya penyiksaan. Bahkan kemarin anak kami tidak ikut ulangan harian,” tandasnya. Akibat hukuman itu, sambung dia, anaknya pulang terlambat kemarin. Bahkan saat siswa lain sudah pulang duluan, anaknya belum pulang, Kemudian dirinya pun menjemput anaknya di sekolah dan saat itu melihat anaknya pucat dan tidak bergairah. Untuk itu dirinya berharap Dinas Pendidikan memberikan sanksi karena hukuman yang diberikan sudah tidak wajar lagi.”Kami harap ada sanksi bagi guru tersebut, sebab hukuman yang diberikannya telah membuat anak kami trauma,” tandasnya. Sementara itu Kepala SMPN 5 BS, Nurlaili SPd saat dikonfirmasi terkait membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya sanksi yang diberikan guru itu lantaran siswa tidak melaksanakan salat dzuhur berjamaah. Padahal kegiatan salat ini sudah merupakan kesepakatan bersama dan sudah diterapkan di SMPN 5 ini sebagai suatu kewajiban. Sebab hal itu bertujuan untuk mendidik anak agar menjadi anak yang saleh dan saleha. Hanya saja, ia membantah jika sanksi diberikan selama 4 jam. “Kami bukan memberikan hukuman tetapi kami mendidik anak kami agar selalu taat menjalankan ibadah salat,” katanya. Menurutnya, sanksi yang diberikan guru tersebut pada saat dirinya berada di sekolah. Saat itu dirinya melihat sang guru itu memberikan sanksi. Namun sebelum disanksi sang anak itu dipanggil kemudian ditanya alasan tidak salat dzuhur. Dari jawaban anak-anak itu ada yang menyebutkan sedang haid sebanyak 3 orang, sisanya tidak ada. Oleh karena itu, mereka pun diberikan sanksi berupa sujud selama 10 menit di lapangan voli sekolah. Setelah itu dibawa ke ruangan kepala sekolah. Lalu disuruh berdiri selama 10 menit. Setelah itu disuruh rukuk juga selama 10 menit. Kemudian setelah itu anak-anak tersebut disuruh duduk seperti mau menunggu saat salat di depan ruang guru hingga waktu pulang. Mengenai informasi adanya siswa yang pingsan saat dihukum, dibantahnya. Sebab setelah dibawa ke ruang guru dari tempatnya duduk, pelajar itu langsung sadar.”Untuk diketahui tidak ada maksud kami untuk menyiksa anak, tapi kami ingin anak kami itu taat beribadah,” tuturnya. Oleh karena itu, dirinya berharap agar para orang tua untuk tidak hanya sekadar mendengarkan laporan anak-anaknya saja. Akan tetapi langsung datang ke sekolah untuk memastikan apa yang sebenarnya dialami anaknya atau sebab anaknya dihukum. Untuk itu hari ini dirinya akan memanggil para wali murid untuk memberikan keterangan secara langsung mengenai sanksi yang diberikan kemarin.”Besok (hari ini) kami akan panggil wali murid, dan kami akan sampaikan apa sebenarnya yang dialami anak-anaknya,” terangnya. Adapun Kepala Dinas Dikpora BS, Sahidin Maim MPd saat dihubungi kemarin mengaku belum mengetahui adanya kejadian itu. Dirinya pun enggan memberikan tanggapan terkait sanksi yang diberikan guru kepada siswa yang tidak salat dzuhur berjamaah di sekolah.”Saya belum bisa komentar, saya belum dapat informasi dan saya akan menanyakannya dahulu ke sekolah yang bersangkutan,” terangnya tanpa memberikan keterangan lebih lanjut lagi.(369)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: