BPBD Siapkan 500 Kantong Mayat
BENGKULU, BE - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu telah memyiapkan berbagai kebutuhan jika Provinsi Bengkulu dilanda bencana yang cukup besar. Beberapa peralatan yang sudah disiapkan BPBD itu, seperti tenda pengungsian, perahu karet, penjernih air, dan 500 kantong mayat. Barang-barang tersebut merupakan bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN). \"Kita sama sekali tidak menginginkan Bengkulu ini dilanda bencana, barang-barang kebutuhan itu hanya untuk siaga saja karena saat ini seluruh Indosesia dalam status siaga bencana,\" kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Ir Kolendri, Kamis, kemarin. Sejauh ini, barang-barang seperti tenda, perahu karet, penjernih air dan beberapa jenis barang lainnya telah didistribusikan ke kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Bengkulu. Sedangkan kantong mayat masih disimpan rapat di gudang BPBD provinsi. \"Barang itu (kantong mayat,red) baru kita distribusikan jika ada bencana yang telah menelan korban jiwa. Jika belum ada korban jiwa, maka barang itu tidak akan kita keluarkan,\" terangnya. Selain menyiapkan barang yang diperlukan, BPBD juga berencana menggelar pelatihan penanggulangan bencana. Peserta pelatihan itu berasal dari berbagai kalangan, seperti dari SAR, anggota pramuka, TNI, kepolisian, dan masyarakat luas. Pelatihan itu bertujuan untuk memanilisir jatuhnya korban jiwa jika sewaktu-waktu terjadi bencana. \"Pelatihan itu merupakan program tahunan kami, tahun lalu kami laksanakan di Kabupaten Kepahiang. Sedangkan untuk tahun ini kami masih menunggu turunnya dana dari BPBN,\" ungkapnya. Kolendri pun memperkirakan anggaran untuk itu pelatihan itu akan turun pada pertengahan tahun ini, sedangkan pelatihannya akan dilaksanakan sekitar bulan November atau Desember 2014 ini. \"Tempatnya belum bisa kami tentukan, kemungkinan besar tetap dilaksanakan di luar kota,\" bebernya. Di sisi lain, Kolendri pun meminta masyarakat tidak panik jika ada bencana, segera menuju titik evakuasi yang sudah disiapkan BPBD. Ia mengaku, biasanya bencana tidak menelan korban, tapi korban berjatuhan karena panik sehingga terjadi tabrakan ataupun desak-desakan lainnya. \"Pengetahuan tentang tatacara menghadapi bencana ini juga perlu kami sosialisasikan kepada masyarakat luas, agar tidak menimbulkan korban bukan karena bencana tapi disebabkan kepanikan,\" tukasnya. (400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: